HARGA BBM

Pemerintah Tak Setujui Usulan Waktu Lima Bulan Hapus Premium

CNN Indonesia
Rabu, 31 Des 2014 15:44 WIB
Jangka waktu dua tahun, lebih lama dibandingkan rekomendasi tim Antimafia Migas yang menilai Pertamina bisa melakukan migrasi dalam lima bulan saja.
Menteri ESDM Sudirman Said mengizinkan Pertamina melakukan migrasi ke pertamax dalam waktu dua tahun. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memberikan waktu transisi dua tahun kepada PT Pertamina (Persero) untuk mempersiapkan diri melakukan peralihan dari bensin RON 88 ke RON 92. Jangka waktu tersebut lebih longgar dibandingkan dengan rekomendasi tim Reformasi Tata Kelola Migas yang menilai migrasi tersebut bisa dilakukan hanya dalam lima bulan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menjelaskan keputusan untuk memberikan waktu transisi dua tahun ini diambil setelah pemerintah sebagai pemegang saham mendengarkan penjelasan manajemen Pertamina.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Seluruh rekomendasi dari tim Reformasi kami terima dengan baik. Tetapi kan untuk persiapannya juga melihat dari kesiapan pelaksana yaitu Pertamina,” ujar Sudirman, Rabu (31/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudirman menolak jika dikatakan, pemerintah tidak tegas mendesak Pertamina menjalankan rekomendasi yang disampaikan oleh Faisal Basri Cs. “Kami sangat menghargai rekomendasi tersebut agar masyarakat bisa beralih ke bensin RON 92, karena kualitasnya yang lebih bermutu serta mendorong persaingan yang lebih sehat antar badan usaha,” kata Sudirman.

Pada 21 Desember 2014 lalu, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas atau lebih dikenal dengan Tim Antimafia Migas Faisal Basri merekomendasikan agar pemerintah tidak lagi mengizinkan penjualan bensin RON 88 atau premium dan menggantikannya dengan bensin RON 92 atau pertamax. Sebagai konsekuensi penghapusan premium tersebut, tim Antimafia menilai pemerintah bisa mengalihkan subsidi yang selama ini diberikan ke premium untuk dialihkan ke pertamax sebesar Rp 500 per liter.

Namun, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto kemarin meminta pemerintah untuk mau memberikan waktu paling lama dua tahun untuk mempersiapkan peningkatan kapasitas produksi pertamax di kilang miliknya guna menggantikan premium yang diusulkan dihapuskan.

Menurut Dwi, saat ini perseroan tengah melakukan berbagai persiapan demi memenuhi rekomendasi tim Antimafia tersebut. “Saat ini kemampuan Pertamina memproduksi RON 92 atau pertamax baru 1.500 barel per hari (BPH). Jauh lebih sedikit dibandingkan dengan produksi RON 88 atau premium yang mencapai 5.200 barel per hari,” ujar Dwi.

Selain itu, kemampuan kilang milik Pertamina disebutnya hanya mampu memenuhi kebutuhan BBM nasional sebesar 40 hingga 50 persen. Jika Pertamina berhasil menaikkan kapasitas kilang produksinya, Dwi yakin kemampuan kapasitas produksi Pertamina bisa naik menjadi 80 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER