HARGA SEMEN

Semen Indonesia Turuti Pemerintah Meski Berdampak Negatif

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Jan 2015 14:40 WIB
Perseroan menganggap pengurangan harga jual produk semen bisa berdampak negatif dalam jangka pendek, tetapi optimistis positif untuk jangka panjang.
Dua pekerja menata sak semen ke atas truk, di Unit Packer (pengepakan) pabrik Semen Tonasa, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10/2014). (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pelat merah terbesar di industri semen, PT Semen Indonesia Tbk. menyatakan siap mengikuti instruksi pemerintah untuk menurunkan harga jual sebesar Rp 3.000 per sak, meski dalam jangka pendek dinilai bakal mengganggu target penjualan.

”Ya intinya kita support program pemerintah. Kita dukung penuh,” kata Corporate Secretary Semen Indonesia, Agung Wiharto, Jumat (16/1).

Untuk diketahui, Semen Indonesia adalah induk dari tiga perusahaan produsen semen yang beroperasi yaitu PT Semen Gresik, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa. Adapun produk dari ketiga perseroan tersebut juga harus mengurangi harga penjualan sebesar Rp 3.000 per sak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Agung mengatakan memang terdapat peluang untuk menurunkan harga jual sebagai dampak dari penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Dia mengaku pihaknya mendapat pengurangan beban dari ongkos transportasi untuk pengiriman produk karena harga BBM turun.

Semen Indonesia juga mengaku mendapatkan penghematan dari tarif listrik sebesar Rp 100 per KWH. Agung menilai penghematan itu juga bisa mempengaruhi biaya operasional sehingga bakal menekan harga jual produknya.

”Selebihnya kita coba melakukan efisiensi di beberapa hal dalam perusahaan,” imbuhnya.

Agung menganggap pengurangan harga jual produk semen bisa berdampak negatif dalam jangka pendek. Namun, di sisi lain dia optimistis bakal positif secara jangka panjang. Dengan asumsi semua harga ikut turun termasuk semen, kata dia, program pembangunan infrastruktur bisa dipercepat.

“Memang tidak dimungkiri dalam jangka pendek akan berpengaruh ke revenue (pendapatan). Tapi kita percaya itu baik dalam jangka panjang,” ujarnya.

Menurutnya, saat percepatan pembangunan terealisasi, maka pengiriman berbagai produk dan barang kebutuhan menjadi lancar sehingga tercipta keseimbangan harga jual. Harapannya, semua harga komoditas membaik lalu berpengaruh pada level bunga bank yang membaik dan bisa diterima pasar terutama sektor properti.

”Nanti saat sektor properti bangkit, industri semen juga bakal kena dampak positifnya. Lalu konsumsi semen membaik,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil menilai struktur pasar semen Indonesia tidak sehat karena terlalu didominasi oleh sejumlah pemain, termasuk di dalamnya grup Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dia menduga ada kesepakatan tak tertulis antara pelaku industri semen, tak terkecuali PT Semen Indonesia Tbk, untuk mengendalikan harga jual produk dan pangsa pasar. (Baca: Persaingan Tak Sehat, Pemerintah Intervensi Harga Semen)

"Selama ini mana pernah turun harganya, yang ada naik dan ternyata market share terjaga. Kalau market share tetap terjaga berarti ada kesepakatan tidak tertulis," ujar Sofyan di kantornya, Jumat (16/1). (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER