Jakarta, CNN Indonesia -- Harga emas diprediksi menguat hingga US$ 1.288 per troy ons yang ditopang oleh kondisi ekonomi global, terutama terkait kekhawatiran ekonomi Eropa yang terganjal kebijakan pasar uang Swiss.
“Harga emas masih meneruskan penguatannya akhir pekan, lalu mendekati kisaran US$ 1.282 per troy ons,” ujar Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra seperti dikutip dari riset, Senin (19/1).
Ariston menjelaskan penguatan ini masih didorong oleh status
safe-
haven emas di tengah ketidakpastian yang melanda pasar keuangan pasca keputusan perubahan kebijakan moneter yang mendadak dari Bank Sentral Swiss.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pasar juga sedang menantikan kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) Bank Sentral Eropa yang mungkin akan diumumkan Kamis pekan ini,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, harga kini berada di kisaran US$ 1.276. Namun, dari grafik menunjukkan adanya potensi koreksi jangka pendek. Meski begitu, pada grafik harian, indikator yang ada masih menunjukkan potensi penguatan.
Lebih lanjut, Ariston menilai support terdekat di kisaran US$ 1.270. Menurutnya harga berpotensi tertekan turun ke kisaran US$ 1.254- US$ 1.260 bila harga berhasil menembus ke bawah kisaran support tersebut.
“Sementara untuk penguatan lebih lanjut, harga membutuhkan konfirmasi penembusan ke atas resisten US$ 1.282 dengan potensi target ke kisaran US$ 1.288 per troy ons,” jelasnya.
Untuk diketahui, pada akhir pekan lalu, harga emas di bursa Comex, New York ditutup menguat di area US$ 1.276,90 per troy ons, menguat 12,20 poin (0,96 persen) dari penutupan sehari sebelumnya, US$ 1.264,70 per troy ons.
(gir/gir)