Jakarta, CNN Indonesia -- Titah Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar PT PLN (Persero) dapat membangun pembangkit listrik 10 ribu megawatt (MW), bagian dari proyek 35 ribu MW selama lima tahun ke depan disikapi dengan serius oleh manajemen BUMN ketenagalistrikan tersebut. Dari hitungan perkiraan belanja modal Rp 60,2 triliun yang akan dihabiskan tahun ini, PLN masih kekurangan Rp 27,16 triliun yang akan dipenuhi dengan berutang.
Direktur Utama (Dirut) PLN Sofyan Basir menjelaskan setidaknya ada dua skenario penarikan pinjaman yang akan dilakukan perseroan yaitu mencari pinjaman bank serta menerbitkan surat utang atau obligasi global maupun domestik. "Rencananya (
global bond) diterbitkan semester I tahun ini. Kami masih terus kaji untuk besarannya," ujar Sofyan di Jakarta, Rabu (21/1) malam.
Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto menjelaskan, manajemen PLN akan fokus memenuhi kekurangan belanja modal dari pinjaman. Sebab sebagian besar kebutuhan belanja modal atau Rp 33,04 triliun sudah dipastikan akan dipenuhi dari kas internal Rp 21,34 triliun, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp 3,73 triliun, alokasi subsidiary loan agreement (SLA) pemerintah Rp 3,32 triliun, dan pinjaman siaga sindikasi perbankan nasional Rp 4,63 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(gen)