Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) melansir masih terdapat 10 juta rumah tangga yang belum menikmati listrik. Fakta ini diketahui lantaran persentase ketenagalisrikan terpasang (elektrifikasi) hingga 2014 masih sekitar 84,12 persen.
"Kalau diprosentasekan 15,8 persen tadi setara dengan 10 juta rumah tangga. Sementara rasio elektifikasi Indonesia baru mencapai 84,12 persen," ujar Direktur Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian ESDM Jarman di Jakarta, Rabu (21/1).
Meski begitu, Jarman bilang, angka ini mengalami penurunan ketimbang 2013 dimana saat itu rumah tangga yang saat itu mencapai 19 juta rumah tangga. Ia pun berjanji akan mengurangi angka tersebut dengan menggenjot pembangunan pembangkit dan jaringan listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memiliki program 35 ribu MW yang dimulai tahun ini. Kami akan terus berupaya untuk mengurangi kekurangan ketenagalistrikan," katanya.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, total kapasitas listrik terpasang hingga akhir 2014 mencapai 53.352 Megawatt (MW). Angka tersebut terdiri dari pembangkit PLN sebesar 37.243 MW, pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) mencapai 10.798 MW, PPU sebesar 2.635 MW dan Izin Operasi non BBM berkisar 2.677 MW.
"PPU perusahaan swasta yang terintegrasi itu punya pembangkit dan punya jaringan serta konsumen sendiri. Izin Operasi untuk pemakaiaannya sendiri ada dan mereka tidak pakai BBM contoh Inalum, Sinarmas Group," pungkasnya.
Sebelumnya, rencana pemerintah membangun pembangkit listrik berkapasitas total 35 ribu MW selama lima tahun ke depan dipastikan bakal didominasi perusahaan listrik swasta (independent power producer/IPP) asing. Hal tersebut terjadi karena IPP dalam dalam negeri masih menghadapi kendala pendanaan meski pemerintah telah memberi insentif berupa government guarantee.
"Pemberian government guarantee memang akan memberi dampak pada kepercayaan perbankan dalam mengucurkan kredit ke perusahaan listrik. Tapi saya melihat perbankan akan lebih memprioritaskan pemberian kredit ke IPP asing karena mereka punya pengalaman dan kondisi pendanaan yang kuat," ujar A. Santoso, Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) di Jakarta, Selasa (20/1).
(gir/gir)