Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menargetkan kapasitas listrik terpasang atau rasio elektrifikasi nasional 2015 mencapai 85,9 persen. Artinya, angka ini mengalami peningkatan 1,6 persen ketimbang rasio elektrifikasi tahun sebelumnya yang berada di 84,3 persen.
"Kami akan terus mengupayakan peningkatan rasio elektrifikasi khususnya untuk daerah-daerah yang saat ini masih belum teraliri listrik. Diantaranya daerah perbatasan (negara) dan daerah
remote," ujar Direktur Perencanaan dan Afiliasi PLN Murtaqi Syamsuddin di Jakarta, Rabu (21/1).
Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total kapasitas listrik terpasang hingga akhir 2014 mencapai 53.352 megawatt (MW). Angka ini terdiri dari pembangkit listrik PLN sebesar 37.243 MW, pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) mencapai 10.798 MW, PPU sebesar 2.635 MW, dan Izin Operasi non BBM berkisar 2.677 MW.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu jumlah pelanggan listrik sudah mencapai 57,5 juta sambungan. "Kalau dibandingkan dari tahun ke tahun pasti akan terus meningkat seiring pertumbuhan masyarakat. Kalau dibandingkan dengan kondisi lima tahun lalu (2009), jumlah pelanggan listrik naik 17,5 juta sambungan dari sebelumnya 40 juta sambungan,” terang Murtaqi.
Selain rasio elektrifikasi, PLN juga menargetkan durasi lama gangguan listrik mencapai 300 menit per pelanggan dan 6,5 kali per pelanggan pada 2015. PLN sendiri mendefinisikan tingkat keandalan layanan kepada pelanggannya menjadi dua jenis yaitu Saidi dan Saifi. Saidi merupakan durasi lamanya gangguan yang dialami pelanggan secara rata-rata per tahun dalam satuan menit. Sedangkan Saifi adalah jumlah gangguan yang dirasakan pelanggan.
"2015 target gangguan jenis Saidi akan berada 300 menit per perpelanggan pertahun. Sedangkan, Saifi 6,5 kali perpelanggan per tahun secara rata-rata," pungkasnya.
(gen)