
Garuda Siap Optimalkan Kebijakan Bebas Visa Turis Lima Negara
Rabu, 28 Jan 2015 23:19 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pemerintah memberikan visa bebas kunjungan untuk turis lima negara pada 2015 ini dinantikan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, jika pemerintah jadi merealisasikan rencana pembebasan visa kunjungan untuk turis Jepang, Tiongkok, Australia, Korea Selatan, dan Rusia, dia menilai kebijakan tersebut akan berdampak positif bagi kinerja perusahaan.
“Kalau bebas visa untuk lima negara dijalankan, itu bisa bikin heboh turis masuk ke Indonesia,” ujar Arif melalui siaran pers, Rabu (28/1).
Menurut Arif, saat ini Garuda telah melayani hampir seluruh penerbangan langsung menuju empat dari lima negara tersebut yaitu Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Sedangkan penerbangan ke Rusia dilayani Garuda melalui kerjasama code share dengan maskapai lain yang melayani penerbangan menuju negara tersebut.
Terakhir kali, tepatnya pada 13 Januari 2015 lalu Garuda meresmikan rute penerbangan baru Beijing-Denpasar. Menurut Arif, jumlah turis Tiongkok setiap tahun yang bepergian ke luar negeri mencapai 100 juta orang. Sehingga tidak heran jika negara tersebut menjadi salah satu wilayah yang menjadi fokus pengembangan layanan Garuda.
Mantan bos PT Citilink Indonesia itu mengapresiasi kegiatan promosi yang dilakukan Kementerian Pariwisata dalam mengundang turis Tiongkok untuk datang ke Indonesia. “Kegiatan promosi pariwisata oleh pemerintah terbukti mampu membuat rute yang baru dibuka Beijing-Denpasar, memiliki rata-rata load factor mencapai 80 persen,” kata Arif.
Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan penerbangan dari Tiongkok, Arif mengaku sudah meminta anak usaha Garuda yaitu Citilink untuk melayani penerbangan charter secara reguler dari Denpasar menuju kota Wuhan dan Chengdu.
Fasilitas Pajak Penjualan
Sementara Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Soegeng Rahardjo mendorong Garuda untuk membuka lebih banyak penerbangan langsung dari Tiongkok ke kota-kota tujuan wisata di Indonesia. Soegeng memperkirakan, jumlah turis asal Tiongkok yang bepergian ke luar negeri akan bertambah jumlahnya menjadi 120 juta orang tahun ini.
“Kami perkirakan ada tiga juta turis asal Tiongkok yang berencana terbang ke berbagai tujuan wisata di Indonesia tahun ini. Garuda harus bisa memanfaatkan hal tersebut,” kata Soegeng.
Menurutnya untuk memperlancar kegiatan penjualan tiket Garuda di Tiongkok, Kedutaan Besar Indonesia telah berhasil melakukan negosiasi agar Pemerintah Tiongkok membebaskan pajak bisnis penjualan tiket sebesar 10 persen yang akan berlaku mulai tahun ini.
Hal tersebut diamini Asa Perkasa, General Manager Garuda Indonesia yang menilai harga tiket Garuda akan menjadi lebih kompetitif setelah kebijakan pembebasan pajak sebesar 10 persen tersebut diberlakukan.
“Tahun lalu penerbangan langsung dari Beijing ke Indonesia hanya ada lima kali seminggu dengan tujuan Jakarta. Dengan penambahan rute Beijing-Denpasar maka jumlah penerbangan Garuda dari Beijing ke Indonesia menjadi tujuh kali dalam seminggu. Jadi jumlah seat yang disediakan naik 40 persen," kata Asa.
Sebelumnya Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan tujuan pembebasan visa kunjungan turis asal lima negara adalah cara efektif untuk meningkatkan jumlah turis asing yang ditargetkan bisa mencapai 10 juta orang tahun ini.
“Ini bisa jadi cara cerdik untuk menambah jumlah wisatawan mancanegara. Dengan pembebasan visa maka pemerintah dapat meningkatkan pelayanan pada wisatawan. Jika mereka puas dengan bentuk pelayanan ini, maka pendapatan industri pariwisata Indonesia dengan sendirinya akan naik," kata Arief.
Dia mencontohkan, negara-negara lain yang menerapkan kebijakan bebas visa seperti Malaysia dan Singapura memiliki pertumbungan jumlah turis asing yang tinggi. “Apalagi kelima negara tersebut menyumbang 54 persen dari total jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia setiap tahunnya,” tegasnya. (gen/gen)
“Kalau bebas visa untuk lima negara dijalankan, itu bisa bikin heboh turis masuk ke Indonesia,” ujar Arif melalui siaran pers, Rabu (28/1).
Menurut Arif, saat ini Garuda telah melayani hampir seluruh penerbangan langsung menuju empat dari lima negara tersebut yaitu Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Sedangkan penerbangan ke Rusia dilayani Garuda melalui kerjasama code share dengan maskapai lain yang melayani penerbangan menuju negara tersebut.
Terakhir kali, tepatnya pada 13 Januari 2015 lalu Garuda meresmikan rute penerbangan baru Beijing-Denpasar. Menurut Arif, jumlah turis Tiongkok setiap tahun yang bepergian ke luar negeri mencapai 100 juta orang. Sehingga tidak heran jika negara tersebut menjadi salah satu wilayah yang menjadi fokus pengembangan layanan Garuda.
Mantan bos PT Citilink Indonesia itu mengapresiasi kegiatan promosi yang dilakukan Kementerian Pariwisata dalam mengundang turis Tiongkok untuk datang ke Indonesia. “Kegiatan promosi pariwisata oleh pemerintah terbukti mampu membuat rute yang baru dibuka Beijing-Denpasar, memiliki rata-rata load factor mencapai 80 persen,” kata Arif.
Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan penerbangan dari Tiongkok, Arif mengaku sudah meminta anak usaha Garuda yaitu Citilink untuk melayani penerbangan charter secara reguler dari Denpasar menuju kota Wuhan dan Chengdu.
Fasilitas Pajak Penjualan
Sementara Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Soegeng Rahardjo mendorong Garuda untuk membuka lebih banyak penerbangan langsung dari Tiongkok ke kota-kota tujuan wisata di Indonesia. Soegeng memperkirakan, jumlah turis asal Tiongkok yang bepergian ke luar negeri akan bertambah jumlahnya menjadi 120 juta orang tahun ini.
“Kami perkirakan ada tiga juta turis asal Tiongkok yang berencana terbang ke berbagai tujuan wisata di Indonesia tahun ini. Garuda harus bisa memanfaatkan hal tersebut,” kata Soegeng.
Menurutnya untuk memperlancar kegiatan penjualan tiket Garuda di Tiongkok, Kedutaan Besar Indonesia telah berhasil melakukan negosiasi agar Pemerintah Tiongkok membebaskan pajak bisnis penjualan tiket sebesar 10 persen yang akan berlaku mulai tahun ini.
Hal tersebut diamini Asa Perkasa, General Manager Garuda Indonesia yang menilai harga tiket Garuda akan menjadi lebih kompetitif setelah kebijakan pembebasan pajak sebesar 10 persen tersebut diberlakukan.
“Tahun lalu penerbangan langsung dari Beijing ke Indonesia hanya ada lima kali seminggu dengan tujuan Jakarta. Dengan penambahan rute Beijing-Denpasar maka jumlah penerbangan Garuda dari Beijing ke Indonesia menjadi tujuh kali dalam seminggu. Jadi jumlah seat yang disediakan naik 40 persen," kata Asa.
Sebelumnya Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan tujuan pembebasan visa kunjungan turis asal lima negara adalah cara efektif untuk meningkatkan jumlah turis asing yang ditargetkan bisa mencapai 10 juta orang tahun ini.
“Ini bisa jadi cara cerdik untuk menambah jumlah wisatawan mancanegara. Dengan pembebasan visa maka pemerintah dapat meningkatkan pelayanan pada wisatawan. Jika mereka puas dengan bentuk pelayanan ini, maka pendapatan industri pariwisata Indonesia dengan sendirinya akan naik," kata Arief.
Dia mencontohkan, negara-negara lain yang menerapkan kebijakan bebas visa seperti Malaysia dan Singapura memiliki pertumbungan jumlah turis asing yang tinggi. “Apalagi kelima negara tersebut menyumbang 54 persen dari total jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia setiap tahunnya,” tegasnya. (gen/gen)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Lihat Semua
BERITA UTAMA
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK