Sofyan Djalil: Solar Tak Bisa Turun Karena Permintaan DPR

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 04 Feb 2015 15:08 WIB
Menko Perekonomian menilai permintaan penurunan harga solar oleh DPR tidak bisa dilaksanakan begitu saja tanpa perhitungan terlebih dulu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan pemerintah tidak bisa membuat keputusan penurunan harga solar hanya demi memenuhi permintaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) semata.

Hal tersebut ditegaskan Sofyan usai semalam anggota Komisi VII DPR meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said untuk dapat menurunkan harga solar menjadi Rp 6 ribu-Rp 6.200 per liter. Permintaan penurunan muncul karena DPR menghitung harga solar saat ini di angka Rp 6.400 per liter sudah mendekati harga keekonomian, padahal pemerintah sudah berjanji tetap memberikan subsidi tetap Rp 1.000 per liter.

“Harga itu domain pemerintah, dan kami menganggap bahwa belum waktunya solar diturunkan. Tentu semua harus dihitung, tidak boleh berdasarkan diskusi dengan DPR saja,” ujar Sofyan di Jakarta, Rabu (4/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut meskipun dasar perhitungan yang digunakan DPR adalah harga minyak dunia yang saat ini rendah, namun para wakil rakyat diminta untuk dapat memahami mengapa pemerintah tidak dapat menurunkan harga saat ini juga.

“Masih ada kepentingan lain misalnya bagaimana meningkatkan stok BBM, meningkatkan ketahananan energi domestik, dan lainnya. Oleh karena itu, Pertamina saat ini sudah diberi margin yang lebih baik sedikit tetapi uangnya bisa digunakan untuk membangun storage dan sebagainya,” kata Sofyan.

Rp 6.200 Memungkinkan

Menanggapi permintaan penurunan harga solar yang disampaikan DPR tadi malam, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menilai sangat sulit bagi perusahaannya untuk dapat menerima harga solar di angka Rp 6 ribu per liter.

“Dalam hitungan kami, yang paling feasible Rp 6.200 per liter. Pertamina masih bisa bernapas. Namun apapun keputusannya, Pertamina siap melaksanakan. Tapi untuk mengingatkan, sepanjang tahun kemarin Pertamina menjalankan distribusi BBM PSO dengan rugi,” kata Dwi.

Rapat kemudian meminta Menteri ESDM Sudirman Said untuk segera menurunkan harga solar subsidi. Namun Sudirman meminta waktu untuk berdiskusi dengan Menko Perekonomian dan Presiden Joko Widodo. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER