Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan Pertamina setuju harga bahan bakar minyak (BBM) solar diturunkan jadi Rp 6.200 dari Rp 6.400 yang berlaku saat ini. Akan tetapi dia sendiri menyerahkan keputusan kepada pemerintah, yang menegaskan takkan menurunkan harga solar itu.
Berdasarkan perhitungan Pertamina, bila dilihat patokan harga minyak MOPS (
mean of Platts Singapore) sampai 24 Januari 2015 sebesar US$ 63,74 per barel dan kurs Rp 12.507 per dolar AS, sehingga harga minyak adalah Rp 5.138 per liter. Ditambah berbagai komponen, seperti biaya produksi, PPN, dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, maka harga jual keekonomian Solar dibulatkan jadi Rp 7.200 per liter. Dikurangi subsidi Rp 1.000 per liter, maka harga solar seharusnya adalah Rp 6.200 per liter.
Tapi pemerintah sepertinya akan mempertahankan harga solar seperti saat ini. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan keputusan itu sudah melalui pertimbangan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya anggota Komisi VII DPR sempat mendesak pemerintah untuk menurunkan harga solar sebab sudah mendekati harga keekonomian. Tapi Sudirman menegaskan bahwa batas kewenangan dalam rapat dengan DPR hanya sampai pada penentuan volume kuota BBM, asumsi minyak, kurs, produksi minyak, dan lain-lain. “Bukan penentuan harga BBM,” katanya.
Meski begitu, sesuai Peraturan Menteri nomor 4 Tahun 2015, kata Sudirman, peninjauan harga BBM paling cepat dua pekan setelah tanggal 1 setiap bulan.
(ded/ded)