Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menargetkan pembangunan 280 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan 1,2 juta jaringan gas bumi untuk rumah tangga pada 2019. Target tersebut termuat dalam peta jalan infrastruktur 2014 -2030 yang telah disusun pemerintah.
"Tapi masih terdapat 3 persoalan yang harus segera diselesaikan yakni tata niaga gas, penentuan harga dan pembangunan infrastruktur," ujar Menteri ESDM Sudirman Said seperti dikutip di laman Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kamis (5/2).
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, pemerintah telah membangun 162.000 jaringan gas rumah tangga pada 2014 dan ditargetkan meningkat menjadi 1,5 juta sambungan pada 2020. Secara bertahap jumlah sambungan gas meningkat menjadi 3 juta sambungan pada 2025 dan 5 juta sambungan pada 2030.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk SPBG, Pelaksana Tugas Dirjen Migas IGN Wiratmadja menjelaskan sampai dengan 2014 telah dibangun 28 SPBG dan diharapkan bertambah menjadi 60 unit pada 2015. "Pada tahun 2019, Pemerintah menargetkan jumlah SPBG bisa mencapai 280 unit dan meningkat menjadi 800 unit pada 2025 serta 1.300 unit pada tahun 2030," katanya.
Selain itu, pemerintah juga diketahui akan membangun beberapa infrastruktur pipa. Hingga tahun 2019, pemerintah menargetkan dapat dibangun pipa open access sepanjang 6.776 km, pipa dedicated hulu sepanjang 4.123 km, dedicated hilir 11.546 km dan pipa untuk kepentingan sendiri 66 km. Sementara pada 2030, pipa open access ditargetkan bisa mencapai 12.580 km, pipadedicated hulu 4.123 km, pipa dedicated hilir 13.584 km dan pipa untuk kepentingan sendiri tetap 66 km.
"Kami dan sejumlah stakeholder juga akan membangun beberapa fasilitas seperti kilang LNG, CNG dan wilayah jaringan distribusi," tutur Wiratmaja.