Perlambatan Ekonomi Berpotensi Lemahkan Pasar Obligasi

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Senin, 09 Feb 2015 06:55 WIB
Harga obligasi pada pekan ini diprediksi akan bergerak dengan rentang plus/minus 10 hingga 25 bps, dengan kecenderungan melemah.
Harga obligasi pada pekan ini diprediksi akan bergerak dengan rentang plus/minus 10 hingga 25 bps, dengan kecenderungan melemah. (Getty Images/Peter Macdiarmid)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasar obligasi pada pekan ini diperkirakan masih akan melakukan konsolidasi dengan kecenderungan harga melemah. Investor kemungkinan akan wait and see karena pasca rilis perlambatan ekonomi Indonesia dan belum adanya hasil positif dari kunjungan Perdana Menteri Yunani ke sejumlah negara-negara kreditur.

"Hal ini dapat mempengaruhi laju Euro yang akan berimbas pada laju Rupiah. Dengan demikian, jikapun ada pembalikan arah melemah maka kami mengharapkan tidak akan terlalu dalam pelemahannya," ujar Reza Priyambada, Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI), dalam risetnya yang dirilis pada Sabtu (7/2).

WKSI memprediksi kemungkinan laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang plus/minus 10 hingga 25 bps. "Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada,"kata Reza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, WKSI melihat rencana Pemerintah Indonesia kembali meelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (10/2) akan mempengaruhi pasar obligasi nasional.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan merilis seri-seri SBSN yang akan dilelang pada Selasa (10/2), yakni sukuk berbasis proyek seri PBS006 (reopening), PBS007 (reopening) dan PBS008 (reopening). Selain itu juga akan dilelang Sukuk Negara dengan seri SPN-S11082015 (new issuance) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015.

Dari lelang empat seri sukuk negara tersebut, pemerintah menargetkan penarikan pembiayaan sebesar Rp 2 triliun.

(ags/ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER