Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) berencana menambah jumlah kapal pengangkut minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), dan elpiji sebanyak 26 unit. Tambahan kapal tersebut akan menjadikan jumlah kapal yang dimiliki dan dioperasikan sendiri oleh perseroan bertambah menjadi 90 unit dari saat ini 64 unit.
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan setidaknya ada 200 kapal pengangkut minyak mentah, BBM, dan elpiji yang digunakan Pertamina untuk mengirimkan tiga produk tersebut baik ke kilang, maupun ke fasilitas penyimpanan. Namun hanya 64 unit kapal berstatus milik perusahaan, seperti misalnya kapal Pertamina Gas 1, Pertamina Gas 2, MT Gunung Geulis, MT Gamsunoro, dan MT Gamkonora. Sedangkan 136 unit kapal lainnya merupakan kapal sewa yang dimiliki oleh perusahaan lain.
“Manajemen Pertamina telah menargetkan untuk sedikitnya menguasai sekitar 90 unit kapal milik untuk mendukung efisiensi biaya pengangkutan minyak mentah, BBM, dan elpiji sehingga bisa lebih kompetitif,” kata Ali dikutip dari siaran pers, Selasa (10/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ali efisiensi biaya pengiriman merupakan target utama dari rencana Pertamina mengakuisisi lebih banyak lagi kapal pengangkut. Manajemen badan usaha milik negara (BUMN) sektor minyak dan gas bumi itu menargetkan bisa menghemat biaya pengapalan minyak mentah, BBM, dan elpiji hingga lebih dari US$ 100 juta per tahun dengan mengoperasikan lebih banyak kapal milik sendiri.
Pengoperasian kapal milik sendiri disebut Ali bisa mengubah kerjasama pembelian impor ketiga produk tersebut dari semula cost and freight menjadi free on board (FOB). Ali mencontohkan dengan menggunakan kapal
very large gas carrier (VLGC) Pertamina Gas 2 untuk mengangkut elpiji yang dibeli dari Uni Emirat Arab, bisa menghasilkan penghematan sebesar US$ 23 juta dalam setahun atau 11
voyage.
“Apabila VLGC Pertamina Gas 1 juga dimanfaatkan untuk hal yang sama, maka dapat dihasilkan penghematan sedikitnya dua kali lipat. Lalu kalau kapal milik pengangkutan minyak mentah atau BBM dioptimalkan untuk hal yang sama, maka potensi penghematannya apabila digabung dengan elpiji bisa di atas US$ 100 juta dalam setahun,” jelasnya.
Program PenghematanMeskipun harus mengeluarkan lebih banyak uang di depan saat mengakuisisi kapal-kapal pengangkut tersebut, namun untuk jangka panjang kebijakan menambah kapal milik bisa menghemat biaya operasi Pertamina. Menurut Ali, Pertamina tengah gencar melakukan penghematan sebagai antisipasi industri migas yang sedang mengalami turbulensi karena harga minyak mentah yang jatuh.
Selain menambah jumlah kapal berstatus milik, beberapa rencana yang disiapkan perseroan untuk lebih berhemat adalah melakukan rekomposisi jenis dan renegosiasi kontrak kapal sewa, pengurangan konsumsi bunker pada kapal sewa, dan konversi kapal-kapal tua type medium range dan long range sebagai fasilitas penyimpanan (
Floating Storage and Offloading/FSO).
(gen)