Enam Perusahaan Biofuel Terancam Setop Pasok Pertamina

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Minggu, 08 Feb 2015 09:30 WIB
Formula pembelian biodiesel oleh Pertamina dengan patokan MOPS membuat anggota Aprobi mengalami kerugian Rp 11 miliar per hari.
Ilustrasi BBM dengan campuran biodiesel. (REUTERS/Mike Blake)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) menyatakan enam anggotanya terancam berhenti memasok biodiesel ke Pertamina karena tidak tahan menanggung kerugian akibat formula harga pembelian produksinya berbasis Mean of Platts Singapore (MOPS) yang masih berlaku saat ini.

“Kami di asosiasi telah mendapatkan informasi bahwa sudah ada anggota yang berhenti memasok ke Pertamina, anggota yang mengurangi pasokan sudah ada, dan kemungkinan yang berhenti memasok akan bertambah,” ujar Ketua Aprobi Paulus Tjakrawan dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (6/2).

Meskipun tidak menyebutkan nama perusahaan secara spesifik, Paulus menyebutkan pekan lalu sudah ada dua perusahaan yang mengurangi pasokannya ke Pertamina. Dua dari enam perusahaan yang memenangkan tender biodiesel tahun lalu yaitu PT Musim Mas, PT Pelitaagro Industri, PT Wirman Abadi, PT Duta Palma, PT Eterindo, dan PT Primanusa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paulus menjelaskan harga MOPS solar saat ini ada di kisaran US$ 450 per ton sedangkan harga pasar Crude Palm Oil (CPO) sekitar US$ 650 per ton. Dengan struktur harga demikian produsen biodiesel menanggung kerugian besar. Paulus menyebutkan kerugian yang ditanggung oleh produsen biodiesel sejak empat bulan lalu sekitar US$ 900 ribu atau sekitar Rp 11 miliar per hari.

“Minimum setiap harinya kita memasok rata-rata 6 ribu ton. Kalau tiap ton kita rugi katakanlah US$ 150 berarti total kerugiannya US$ 900 ribu per hari,” jelasnya.

Ganti Formula Harga

Untuk mengurangi kerugian tersebut dia berharap Pertamina segera mengikuti formula harga indeks biodiesel baru yang akan ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), baik untuk tender yang akan datang maupun untuk revisi kontrak pasokan biodiesel yang sedang berjalan.

“Nanti setelah ada keputusan ESDM mengenai formula harga baru kemudian kami nanti akan berbicara dengan Pertamina. Harga di Pertamina seperti apa? Sebab menurut pengalaman kami yang lalu, Pertamina juga bisa tidak mengikuti (harga) itu,” terangnya.

Kamis (5/2) lalu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana menyatakan formula baru harga biodiesel akan segera ditetapkan dalam Keputusan Menteri. Formula harga biodiesel yang sebelumnya berbasis MOPS menjadi dihitung berdasarkan penambahan komponen biaya produksi dengan margin. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER