Maret 2015, Petronas Mulai Produksi Lapangan Bukit Tua

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Rabu, 25 Feb 2015 15:45 WIB
Di blok Ketapang lokasi lapangan Bukit Tua, Petronas menguasai 80 persen kepemilikan dan 20 persen lainnya oleh Saka Ketapang Perdana.
Ilustrasi rig
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Petronas Carigali Indonesia optimistis lapangan Bukit Tua di blok Ketapang PSC bisa mulai berproduksi Maret 2015. Di tahap awal, lapangan tersebut akan menghasilkan minyak sebanyak 2 ribu barel per hari (BPH) sampai 4 ribu BPH.

"Saat ini Ketapang masih drilling. Maret atau April nanti akan berproduksi dan peak-nya (produksi) sampai 20 ribu BPH di bulan Oktober," kata General Manager Petronas Carigali Hazli Sham Kassim di Jakarta, Rabu (25/2).

Berdasarkan catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), awalnya lapangan Bukit Tua ditargetkan bisa berproduksi akhir tahun lalu. Lantaran mengalami sejumlah kendala, lapangan yang juga menghasilkan gas sebesar 70 juta sampai 80 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) tersebut molor dan baru akan berproduksi mulai bulan depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Naiknya akan bertahap. Mungkin dari 2 ribu sampai 4 ribu BPH dulu, nanti peak di 20 ribu BPH,” terangnya.

Di blok Ketapang Petronas memegang 80 persen kepemilikan, sementara 20 persen sisanya dipegang oleh PT Saka Ketapang Perdana anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT Saka Energi Indonesia.

Blok Ketapang

Selain blok Ketapang, Hazli bilang manajemen Petronas juga menargetkan lapangan Kepodang di blok Muriah PSC bisa berproduksi Agustus 2015. Menurutnya pengoperasian lapangan Kepodang tinggal menunggu penyelesaian pipa ruas Kalimantan-Jawa I yang kini sedang digarap oleh PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

"Kalau untuk upstream sudah selesai akhir tahun lalu. Tinggal tunggu pipa Kalija selesai," kata Hazli.

Di tahap awal, lapangan Kepodang sendiri akan mengalirkan gas berkisar 60 MMSCFD. Sementara puncak produksi lapangan yang terletak di Laut Jawa tersebut diprediksi bisa mencapai 120 sampai 140 MMSCFD.

"Memang harus bertahap, tidak bisa langsung. Tapi kami pastikan upstream sudah siap," pungkasnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER