Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan saat ini pemerintah tengah menyeleksi proyek-proyek infrastruktur yang akan dibiayai pembangunannya dengan menggunakan utang luar negeri.
"Sekarang masih di
work out dulu proyek-proyeknya secara lebih detail. Intinya supaya program infrastruktur prioritas pemerintah terjamin dan bisa terlaksana seperti yang diinginkan," kata Sofyan usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya, Jakarta, Senin (2/3).
Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) menegaskan akan memanfaatkan utang asing sebesar Rp 9,34 triliun, atau delapan sampai sepuluh persen dari total anggaran belanja Kementerian tahun ini di angka Rp 116,8 triliun untuk mengerjakan sejumlah proyek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Dananya) untuk bendungan, air minum dan irigasi," kata Basuki di Jakarta, Jumat (27/2).
Pinjaman yang akan dimanfaatkan tersebut berasal dari World Bank, Asian Development Bank (ADB), Japan International Cooperation Agency (JICA), serta lembaga donor lain.
Dia mengungkapkan, sebagian besar pinjaman luar negeri tadi akan diprioritaskan untuk membangun beberapa infrastruktur air bersih. Rencana ini sejalan dengan target Tujuan Pembangunan Milenium (
Mileneum Development Goals/MDGs) 2015 di mana penyediaan air minum ditargetkan mencapai 68,87 persen.
Namun, Sofyan mengaku belum bisa memastikan berapa besar utang luar negeri yang akan dialokasikan pemerintah untuk mengerjakan program Menteri PU-Pera tersebut.
"Ini harus detail lagi, harus membereskan dan mendetailkan untuk dimasukkan ke
blue book," kata Sofyan.
(gen)