Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk menggenjot pembangunan infrastruktur selama lima tahun kepemimpinannya telah menjadikan Indonesia sebagai target utama investasi perusahaan-perusahaan kontraktor negara tetangga.
Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh United Overseas Bank (UOB) terhadap perusahaan-perusahaan di kawasan Asia, terungkap bahwa perusahaan kontraktor asal Malaysia, Singapura, Thailand, dan Hong Kong menanti waktu yang tepat untuk dapat mengerjakan proyek-proyek infrastruktur pemerintah.
Ho Woei Chen, Senior Economist UOB Group mengatakan pemberitaan mengenai rencana pembangunan infrastruktur di Indonesia menjadi santapan sehari-hari perusahaan-perusahaan konstruksi negara tetangga. Mengutip data survey yang dilakukannya, Chen mengatakan setidaknya 50 persen perusahaan konstruksi Malaysia menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sementara di Singapura, 40 persen perusahaan konstruksinya berminat ikut membangun infrastruktur Indonesia. Diikuti oleh Thailand dan Hong Kong masing-masing sebanyak 33 persen,” kata Chen dikutip dari siaran pers, Kamis (26/2).
Namun Chen mengungkapkan, bukan hanya perusahaan konstruksi yang tergiur untuk berinvestasi di Indonesia. Terus bertambahnya sarana dan prasarana infrastruktur disebut Chen turut menggoda perusahaan dari sektor logistik, makanan dan minuman, serta perhotelan untuk masuk.
“Apalagi setelah badan penanaman modal Indonesia bekerjasama dengan semua kementerian berkomitmen mengurangi proses birokrasi sehingga menjadikan Indonesia sebagai lokasi tujuan investasi yang atraktif,” ujar Chen.
Selain itu, UOB Asian Enterprise Survey 2014 menunjukkan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan gas (42 persen), makanan dan minuman (33 persen), perhotelan (32 persen), konstruksi dan manufaktur (28 persen) melihat ekspansi di Indonesia sebagai bagian dari strategi mereka mengembangkan bisnisnya.
(gen)