Kondisi Makroekonomi Dinilai Membaik, IHSG Berpotensi Menguat

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 03 Mar 2015 06:00 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (3/3) pada rentang support 5.447-5.453 dan resisten 5.470-5.478.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (18/2). IHSG ditutup menguat 52,95 point atau 0,99 persen pada level 5.390,45 setelah sebelumnya sempat menyentuh level 5.415,38. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring dengan membaiknya kondisi makroekonomi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (3/3) pada rentang support 5.447-5.453 dan resisten 5.470-5.478.

Reza Priyambada, Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia, mengatakan laju IHSG kemungkinan mampu meyentuh area target resisten (5.458-5.466) dan juga bertahan di atas area target support (5.426-5.436).

“Laju IHSG mampu mempertahankan tren kenaikannya meski sebelumnya telah mensinyalkan adanya potensi pelemahan,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Senin (2/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, jika aksi beli ini masih berlanjut dan sentimen membaiknya kondisi makro ini bias tetap terjaga, maka laju IHSG pun masih akan betah di zona hijau. Di sisi lain, pihaknya menyarankan untuk tetap mewaspadai potensi-potensi pembalikan arah.

Terkait perdagangan sebelumnya, laju IHSG dinilai masih mampu menunjukkan pergerakan positifnya seiring masih adanya aksi beli. Meski laju rupiah masih melanjutkan pelemahan seperti yang diperkirakan dan kekhawatiran akan adanya potensi pembalikan arah secara tiba-tiba, namun laju IHSG masih dapat bertahan di zona hijaunya.

“Di sisi lain, sempat adanya aksi beli, terutama dari investor asing mampu kembali membuat IHSG menyentuh level tertinggi terbarunya di level 5.477,83 melewati level tertinggi sebelumnya 5.464,22,” jelasnya.

Apalagi, lanjut Reza, kenaikan HSG kali ini mendapat dukungan dari rilis deflasi sehingga memunculkan persepsi akan adanya potensi penurunan kembali BI rate. “Akan tetapi, sayangnya indeks properti berada di zona merah dibandingkan indeks sektoral lainnya yang berada di zona hijau,” katanya. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER