Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim berhasil menjaring komitmen investasi sebesar US$ 43 miliar sejak Januari hingga 27 Februari 2015. Namun, hanya sebesar US$ 2,7 miliar atau 6,27 persen dari total komitmen pemodal yang masuk kategori serius.
"Sejauh ini memang seperti itu angka minat investasinya, namun investasi yang serius hanya sebesar US$ 2,7 miliar," kata Ketua Marketing Officer BKPM Ikmal Lukman ketika ditemui di SCBD, Jakarta, Selasa (3/3).
Rencana investasi serius tersebut, jelas Ikmal, terdiri dari rencana penanaman modal di industri padat karya sebesar US$ 1,27 miliar, hilirisasi pertanian sebesar US$ 216 juta, dan industri pengganti impor sebesar US$ 1,16 miliar. Sementara itu, lanjut Ikmal, calon investor yang dinilai tak serius paling banyak di sektor kelistrikan, maritim, minyak dan gas, tambang, serta infrastruktur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Investasi di sektor hilirisasi pertanian yang serius itu nilainya US$ 216 juta, itu di sektor pertanian kakao," tuturnya.
Ikmal menganjurkan para calon investor segera mengajukan izin prinsip dalam enam bulan ke depan gun amenunjukan keseriusannya berinvestasi. Kendati demikian, BKPM akan tetap mengawal para calon investor hingga rencana bisnisnya di Tanah Air terealisasi.
"Kami mencari investor saja sudah susah. Kalau sudah lebih dari enam bulan tidak mengajukan izin prinsip ya kami tetap kawal proses tersebut hingga akhir," tuturnya.
Kantor Perwakilan Selain mengawal proses realisasi investasi, Deputi Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga mengatakan pihaknya juga akan memperluas kantor cabang internasionalnya untuk menjaring minat investasi asing. Pada tahun ini, BKPM akan membuka kantor cabang di Tiongkok setelah sebelumnya telah membuka delapan kantor perwakilan di luar negeri.
"Rencananya pada semester 2 tahun 2015, kami akan memiliki kantor perwakilan di Tiongkok untuk menjaring investasi dari negara tersebut. Namun, kami masih menunggu keputusan dari Kementerian Luar Negeri terkait perizinannya," jelasnya.
Selain Tiongkok, BKPM juga akan menambah kantor perwakilan di Jerman dan India untuk meringankan beban kantor perwakilan yang sebelumnya mengurusi negara-negara tersebut. Sebelumnya, minat investasi dari negara Jerman diurus oleh kantor perwakilan BKPM di London, Inggris sedangkan investasi yang berasal dari India dikelola oleh kantor perwakilan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
(ags/gen)