Ekspor Produk Tani Membahagiakan, Sektor Lain Mengecewakan

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 17 Mar 2015 19:32 WIB
Ekspor Indonesia selama Januari-Februari 2015 mencapai US$ 21,7 miliar atau turun 9,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Warga menyortir jagung hasil panen di Patean, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (26/2). Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung sebanyak 20 juta ton pada 2015 atau meningkat dibandingkan pencapaian 2014 sebanyak 19,3 juta ton. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ekspor produk pertanian Indonesia dalam dua bulan pertama 2015 mencapai US$ 900 juta atau meningkat 2,4 persen dibandingkan periode Januari-Februari 2014. Kinerja positif sektor pertanian berbanding terbalik dengan penurunan ekspor komoditas di sektor migas, pertambangan, dan manufaktur.

"Sektor pertanian masih menjadi unggulan ekspor di tengah melemahnya ekspor sektor lainnya,” kata Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (17/3).

Kementerian Perdagangan melaporkan ekspor komoditas pertanian yang naik signifikan antara lain bahan-bahan nabati sebesar 84,1 persen. Menyusul berikutnya ekspor kopi, teh, dan rempah-rempah sebesar 41,9 persen, dan pohon hidup dan bunga potong tumbuh 16 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahmat optimistis kinerja ekspor Indonesia akan membaik di tengah di tengah pelemahan nilai tukar rupaih terhadap dolar AS. Produk yang diharapkan naik adalah produk furnitur (mebel) dan kerajinan (handycraft).  

“Harus ada celah-celah bagaiman kita memanfaatkan pelemahan rupiah dan lain sebagainya.  Setahu saya  ini ada kesempatan buat kita,” ujar Rahmat.

Sebagai informasi, ekspor Tanah Air mengecewakan selama Januari-Februari 2015 dengan hanya membukukan nilai US$ 21,7 miliar atau turun 9,2 persen dari periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut disebabkan melambatnya kinerja sektor minyak dan gas (migas), pertambangan, serta manufaktur.  

Ekspor migas tercatat minus 24,1 persen dengan hanya mencatatkan nilai US$ 4 miliar. Sementara ekspor komoditas pertambangan  turun 14,8 persen menjadi US$ 3,3 miliar dan produk manufaktur negatif 8,6 persen menjadi US$ 17,5 miliar.

(ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER