Jakarta, CNN Indonesia -- Selandia Baru dan Amerika Serikat memprotes pembatasan impor makanan dan komoditas pertanian yang dilakukan Indonesia. Kedua negara pun mengadu ke World Trade Organization (WTO).
Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan konsultasi dengan pihak Amerika Serikat dan Selandia Baru sudah tiga kali dilakukan.
“Pertemuan itu kami lakukan untuk mengakomodir kepentingan pemerintah Amerika Serikat dan Selandia Baru,” kata Bachrul kepada CNN Indonesia, Kamis (19/3). “Tapi mereka masih merasa kurang (puas) juga.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bachrul mengatakan pertemuan terakhir digelar sekitar delapan bulan lalu. Perihal pengaduan ke WTO, Bachrul mengatakan belum menerima surat yang disampaikan pemerintah negara yang terkait ke
dispute settlement body di WTO.
“Jadi itu belum resmi,” tuturnya.
Sebelumnya Amerika Serikat dan Selandia Baru memprotes pembatasan impor yang dilakukan pemerintahan Indonesia terhadap produk makanan dan pertanian. Kedua negara menyatakan, pembatasan terhadap impor itu melanggar kewajiban perdagangan internasional.
Kedua negara telah mengadukan persoalan itu ke World Trade Organization (WTO). Menteri Perdagangan Selandia Baru Tim Groser mengatakan akses ke pasar pertanian sangat penting bagi Selandia Baru. Ekspor komoditas pertanian dari Negeri Kiwi mencapai total US$ 23,84 miliar.
Seperti dilansir Reuters, ekspor AS ke Indonesia sendiri menurun sejak pembatasan impor diterapkan sejak 2011. Pada 2014, penerapan lisensi impor yang meliputi pembatasan kapan produk bisa diimpor, harga, dan kuantitasnya telah berdampak pada sekitar US$ 200 juta ekspor AS ke Indonesia, termasuk US$ 122 juta impor buah dan sayuran, serta produk hortikultura.
(ded/ded)