Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan milik grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk mencatatkan kinerja yang cukup positif sepanjang 2014. Tahun lalu, emiten dengan kode saham INDF ini meraup pendapatan usaha mencapai Rp 63,5 triliun, meningkat 14,33 persen ketimbang capaiannya di 2013 sebesar Rp 55,62 triliun.
Namun, beban pokok penjualan yang dibukukan perusahaan konsumer tersebut juga melonjak menjadi Rp 46,54 triliun dari sebelumnya Rp 42,01 triliun. Meski begitu, laba usaha perseroan tercatat meningkat 17,9 persen ke level Rp 7,2 triliun.
Tak ayal, kenaikan pos tersebut berdampak langsung pada perolehan laba bersih Indofood yang menyentuh Rp 3,88 triliun, atau melonjak 55,2 persen dari capaian tahun sebelumnya di kisaran Rp 2,5 triliun. Mengacu pada laporan keuangannya 2014, laba per saham dasar INDF diketahui mencapai Rp 372 atau lebih tinggi dari 2013 di level Rp 225.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami senang bahwa Indofood berhasil meraih kinerja yang baik pada 2014. Namun kami tetap akan berhati-hati dengan mengidentifikasi berbagai peluang dan tantangan seiring diberlakukannya Asean Economic Community (MEA)," ujar Anthoni Salim, Chief Executive Officer Indofood melalui keterangan resminya, Jumat (19/3).
Di tengah kenaikan pos pendapatan dan laba bersih perseroan, total kewajiban atau liabilitas Indofood tahun lalu juga mengalami kenaikan sebesar 12,6 persen menjadi Rp 44,71 triliun. Sementara untuk besaran ekuitasnya di 2014, kini berada di angka Rp 41,22 triliun dari Rp 37,89 triliun.
Berangkat dari capaian tersebut, manajemen Indofood menyatakan performa perseroan akan tetap terjaga dan meningkat dalam beberapa tahun kedepan. "Kami meyakini dengan tujuan dan arahan strategi yang jelas serta kemampuan berdapatasi perusahaan bisa mengatasi berbagai tantangan yang ada," cetus Anthony.
Menurut majalah Forbes, Anthony Salim yang merupakan anak dari Sudono Salim atau Liem Sioe Liong, tercatat sebagai orang terkaya ke-3 di Indonesia. Forbes mengklaim kekayaan keluarga Salim diperkirakan mencapai US$ 5,9 miliar setara dengan Rp 77,82 triliun.
(dim/dim)