Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen mie instan yang dikenal dengan merek 'Indomie', PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. membukukan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp 30,02 triliun sepanjang 2014, meningkat 19,6 persen dari capaian 2013 sebesar Rp 25,09 triliun karena kenaikan harga jual rata-rata.
Divisi terbesar Indofood CBP, yaitu mie instan, memberikan kontribusi sekitar 65 persen terhadap penjualan bersih, diikuti oleh divisi dairy, makanan ringan, dan minuman yang masing masing memeberikan kontribusi sebanyak 18 persen, 7 persen, 6 persen. Sementara, divisi penyedap makanan dan nutrisi serta makanan khusus menyumbang kontribusi sekitar 2 persen.
Laba bruto naik 25,4 persen menjadi Rp 8,06 triliun dari Rp 6,43 triliun pada 2013, dan marjin laba bruto meningkat menjadi 26,8 persen dari 25,6 persen. Laba usaha tumbuh 12,9 persen menjadi Rp 3,13 triliun dari Rp 2,77 triliun, tetapi marjin laba usaha turun menjadi 10,4 persen dari 11 persen yang disebabkan naiknya beban penjualan dan beban umum serta administrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 17 persen menjadi Rp 2,6 triliun dari Rp 2,23 triliun. Namun marjin laba bersih turun sedikit menjadi 8,7 persen dari 8,9 persen. Sementara itu core profit tumbuh 18,2 persen menjadi Rp 2,55 triliun dari Rp 2,15 triliun.
Direktur Utama Indofood CBP, Anthoni Salim mengatakan perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba sebelum bunga dan pajak di tengah kondisi perekonomian dalam negeri dan industri fast moving consumer goods yang sulit.
“Kami akan terus berupaya untuk mempercepat pertumbuhan secara organik serta mengidentifikasi berbagai peluang usaha baru,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (20/3).
Anthoni mengungkapkan pihaknya meyakini bahwa dengan tujuan dan arahan strategis yang jelas, kemampuan untuk berkembang dan menyesuaikan diri dengan kondisi pasar secara dinamis, serta kedisiplinan dalam menjalankannya, akan membuat perseroan berada dalam kondisi yang baik untuk menangkap peluang-peluang yang ada.
Menurut majalah Forbes, Anthoni Salim yang merupakan anak dari Sudono Salim atau Liem Sioe Liong, tercatat sebagai orang terkaya ke-3 di Indonesia. Forbes mengklaim kekayaan keluarga Salim diperkirakan mencapai US$ 5,9 miliar setara dengan Rp 77,82 triliun.