Jakarta, CNN Indonesia -- Mulai Minggu (22/3) besok sampai Sabtu (28/3) pekan depan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja akan melakukan kunjungan kerja ke Jepang dan Tiongkok. Jokowi menegaskan, dirinya pantang kembali ke Indonesia tanpa membawa komitmen investasi yang serius dari perusahaan-perusahaan kedua negara tersebut.
“Saya ingin menarik investasi dan membuat kerjasama perdagangan. Tapi yang konkret, saya tidak mau hal-hal yang tidak konkret yang tidak riil. Beberapa sektor investasi yang akan ditawarkan disana terutama infrastruktur, pelabuhan, airport, power plant, kereta api, tol, dan lainnya,” ujar Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Sabtu (21/3).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menjelaskan, Jokowi akan berada di Jepang sampai Rabu (25/3) sebelum melanjutkan kunjungannya ke Tiongkok. Di Jepang, Jokowi dijadwalkan akan bertemu dengan Kaisar Jepang dan menghadiri forum bisnis dengan 1.000 pengusaha Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kunjungan kerja ini dilakukan untuk menekankan bahwa Indonesia merupakan mitra penting bagi Jepang dan Tiongkok,” kata Arrmanatha.
Kementerian Luar Negeri mengategorikan Jepang sebagai mitra strategis Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Jepang juga merupakan mitra dagang terbesar ketiga dengan nilai perdagangan sebesar US$ 40,2 miliar dolar selama kurun waktu tersebut.
“Sementara dari sisi investasi, Jepang juga merupakan investor terbesar kedua di Indonesia dengan nilai investasi sekitar US$ 2,7 miliar pada 2014. Selain itu, jumlah wisatawan Jepang yang datang ke Indonesia mencapai 480 ribu sehingga Jepang menempati posisi terbesar kelima,” papar Arrmanatha.
Sementara terkait rencana Jokowi yang ingin meminta Toyota Motor Corporation untuk menjadikan Indonesia sebagai hub baru pengiriman mobil produksinya ke seluruh dunia, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengakui hal tersebut.
“Tapi masih di finalisasi, termasuk permintaan agar Toyota membangun hub di sini. Semestinya nanti dari Kementerian Luar Negeri atau Setneg yang mengeluarkan jadwal detil kunjungan presiden ke Jepang,” jelas Andi.
Sebelumnya, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berencana meningkatkan porsi ekspor hasil produksi mobilnya sebesar 10 persen tahun ini. Hal tersebut guna mengantisipasi kemungkinan berkurangnya penjualan mobil di dalam negeri seperti yang terjadi pada 2014 lalu.
Wakil Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono mencatat realisasi ekspor mobil Completely Build Up (CBU) TMMIN tahun lalu sebesar 173 ribu unit, sehingga tahun ini perseroan menargetkan bisa menambah ekspor hingga 190 ribu unit tahun ini.
"Meskipun kondisi global masih kurang baik, tapi kami usahakan agar hasil produksi tetap kompetitif di luar negeri karena kami pegang sekitar 80 persen ekspor CBU dari Indonesia," tuturnya.
Secara keseluruhan, TMMIN memastikan tidak meningkatkan target penjualan kendaraan roda empat sepanjang 2015 dari realisasi penjualan yang ditorehkannya tahun lalu sebanyak 399.109 unit. Lemahnya permintaan mobil menyebabkan manajemen perusahaan memutuskan untuk fokus mempertahankan angka penjualan 2014.
Sebagai informasi, penjualan mobil Toyota secara tahunan anjlok dari 434.232 unit di 2013 menjadi sebesar 399.109 unit sampai akhir 2014. Dalam kata lain, angka penjualan Toyota ini berkurang sebanyak 35.123 unit, atau turun 8,08 persen dibanding periode sebelumnya.
Kunjungan TiongkokSementara dalam kunjungannya ke Tiongkok mulai Kamis (26/3), Arrmanatha memastikan Jokowi akan bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
“Akan ada pertemuan dan pembicaraan dengan pengusaha Tiongkok dalam forum bisnis,” kata Arrmanatha.
Dia menyebut nilai perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok selama 10 tahun terakhir mencapai US$ 48 miliar, dan nilai investasi Tiongkok di Indonesia mencapai US$ 800 juta.
(gen)