Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah tidak akan mengimpor beras sepanjang tahun ini meskipun mengakui sempat ada gejolak harga. Kecenderungan penurunan harga sejak beras untuk rakyat miskin digelontorkan kembali, serta dimulainya masa panen raya yang membuat stok beras aman sampai akhir tahun membuat Jokowi pede tak perlu impor beras tahun ini.
“Kalau mau cara gampang, saya buka saja impor agar harga tidak bergejolak. Tapi tidak, saya meyakini Insya Allah kita bisa swasembada. Jangan impor,” kata Jokowi saat meresmikan pembangunan Bendungan Keureuto di Aceh Utara, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Selasa (10/3).
Jokowi menyebutkan stok beras yang disimpan di gudang Bulog mencapai 1,7 juta ton. Jumlahnya dipastikan akan bertambah karena mulai pertengahan Maret 2015 sudah dimulai panen raya di beberapa provinsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saat harga sempat tinggi, pemerintah sudah melepas 400 ribu ton beras Bulog ke masyarakat. Hasilnya, sekarang harga beras bisa turun sampai Rp 1.400 per liter. Saya harap turunnya bisa sampai Rp 2 ribu per liter saat stok bertambah lagi,” kata Jokowi.
Sementara Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memastikan pemerintah telah menjamin stok raskin aman hingga Desember 2015.
“Stok di gudang Bulog cukup tersedia, dijamin stok raskin cukup hingga Desember 2015,” kata Khofifah.
Menurutnya, pemerintah telah menyiapkan dana Rp 9,5 triliun untuk pengadaan raskin hingga Juli. Saat ini, stok raskin di gudang Bulog berjumlah 1,4 juta ton sementara kebutuhan raskin secara nasional sampai akhir tahun 2,78 juta ton. Bulog akan melakukan pembelian padi dari masyarakat untuk menutupi kekurangan tersebut.
“Stok raskin selama satu tahun sudah disiapkan pemerintah melalui APBN, baik yang sudah dibeli maupun yang belum,” ujar Mensos. Dia menyebutkan, pada Maret ini, di beberapa daerah sedang panen raya, sehingga Perum Bulog bisa melakukan pengadaan raskin.
Atur ProduksiSementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman telah diminta Jokowi agar dapat mengatur siklus panen antar daerah sehingga masa panen bisa diatur bergantian tidak secara bersamaan seperti saat ini.
“Jadi siklus antar pulau, antar provinsi, antar daerah harus diatur. Jangan sampai panen bersama-sama, harganya jatuh bersama-sama. Pada saat barang tidak ada, harganya naik bersama-sama,” kata Jokowi.
(gen)