Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jepang mulai 22 Maret sampai 25 Maret 2015, adalah untuk memastikan pimpinan perusahaan negeri Samurai bersedia menanamkan modalnya di Indonesia. Tugas Jokowi tersebut dipermudah oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang pada pekan sebelumnya telah lebih dulu berkunjung ke negara tersebut.
"Kunjungan kerja Pak JK ke Jepang lebih banyak untuk mempersiapkan kedatangan Pak Jokowi ke Jepang kali ini,” ujar Husain Abdullah, Juru Bicara Pribadi JK di Jakarta, Jumat (20/3).
Menurut Husain, Jokowi memang telah meminta JK untuk membantu membukakan jalan perundingan dengan pemerintah Jepang dan pimpinan-pimpinan perusahaan sebelum dirinya pergi kesana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam lawatannya ke Jepang, JK telah membujuk para investor untuk tingkatkan produksi di bidang otomotif, infrastruktur, migas, dan ketenagalistrikan yang merupakan sektor prioritas pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen dalam lima tahun mendatang. Beberapa pimpinan perusahaan yang ditemui JK antara lain Chairman Inpex Corporation Naoki Kuroda, Representative Director/Executive Vice President Mitsui & Co Ltd Shintaro Abe, dan President Tokyo Gas Michiaki Hirose.
“Khusus untuk otomotif, Pak JK telah meminta Yamaha untuk meningkatkan produksi motor R25 dengan kapasitas mesin 250 cc sehingga bisa diekspor ke beberapa negara di benua Amerika, Eropa, dan juga Jepang,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin yang turut mendampingi JK selama berada di Jepang.
Terima KeluhanSaat mengunjungi Jepang, JK juga menerima keluhan dari Pemerintah Jepang terkait sulitnya tenaga kerjanya yang berniat masuk dan bekerja di Indonesia.
"Banyak perusahaan yang mau berinvestasi dan membawa tenaga kerjanya tapi tersangkut peraturan di negara kita (Indonesia)," kata Saleh.
Dia menambahkan peraturan yang tidak sederhana dengan metode banyak pintu menyulitkan investor Jepang di Indonesia. Menanggapi hal ini pemerintah akan segera menetapkan satu pintu untuk penyerapan tenaga kerja Asing.
"Melalui layanan ini, tidak ada lagi pendaftaran secara bertahap atau lewat agen. Semua satu tahap, dan komitmen keseriusan mereka juga terlihat," kata Kepala BKPM Franky Sibarani.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sejak 2010 Jepang senantiasa masuk dalam lima besar negara dengan investasi terbanyak di Indonesia. Bahkan, pada 2013 Jepang merupakan negara dengan investasi terbesar di Indonesia senilai US$ 4,7 miliar. Sementara pada tahun 2014 investasi Jepang di Indonesia turun menjadi US$ 2,7 miliar. Lebih lanjut, rencana investasi Jepang yang sudah mengajukan permohonan izin ke BKPM periode Januari-Februari 2015 senilai US$ 1,03 miliar. Jumlah ini naik dibandingkan periode yang sama tahun 2014 senilai US$ 319,68 Juta. Kunjungan Jokowi ke Jepang diharapkan bisa meningkatkan kembali investasi Jepang di Indonesia menjadi US$ 3,42 miliar. (gen)