Sinar Mas Tarik Utang Rp 19,5 Triliun dari Tiongkok

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Jumat, 27 Mar 2015 14:46 WIB
Penandatanaganan perjanjian pinjhaman Sinar MAs disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Republik Tiongkok Li Keqiang.
Managing Director Sinar Mas G. Sulistiyanto (kedua kanan) bersama Direktur PT. Smart Tbk. Lukmono Sutarto (kanan) mendengarkan penjelasan General Manager PT. Smart Tbk. Refinery Marunda Agus Wijaya (kiri) ketika berkunjung ke Marunda Refinery di Marunda Center International Warehouse & Industrial Estate, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (26/2).(Antara Foto/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sinar Mas Group berutang US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 19.5 triliun dari China Development Bank (CDB) dan ICBC Financial Leasing Co. Ltd untuk mendanai ekspansi bisnis anak usaha di sektor energi, industri kertas, dan telekomunikasi.

Perjanjian pembiayaan ditandangani oleh manajemen Sinar Mas di Beijing, Tiongkok, Jumat (27/3) dan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Republik Tiongkok Li Keqiang.

“Kesepakatan ini semakin memperkuat hubungan yang telah berlangsung sebelumnya dengan mitra kami, lembaga keuangan dari Tiongkok, sekaligus memperluas cakupannya ke sektor lain yang berada di bawah pilar usaha Sinar Mas," ujar  Board Member of Sinar Mas dan Vice Chairman  Sinar Mas, Franky O. Widjaja, melalui siaran pers, Jumat (27/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Franky mengatakan langkah perseroan mengupayakan pembiayaan untuk membangun pembangkit listrik merupakan komitmen Sirnar Mas dalam mendukung program pembangkit listrik pemerintah 35 ribu Mega Watt (MW) dalam lima tahun ke depan.

Dalam keterangan tertulisnya, Sinar Mas merinci utang-utang yang telah didapat oleh anak usahanya. Anak perusahaan Sinar Mas di sektor energi, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSS), menandatangani kesepakatan pinjaman senilai US$ 510 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun dari CDB untuk pengembangan pembangkit listrik di Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan. Dana akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit listrik mulut tambang Sumsel-5 Musi Banyuasin berkapasitas 1x300 MW senilai US$ 480 juta dan pembangkit listrik Kendari-3, berkapasitas 2x50 MW sebesar US$ 200 juta.

Sebelumnya, pada 4 Desember 2012 di Jakarta, PT DSSP Power Sumsel (DSSP) telah lebih dulu mendatangani kesepakatan pinjaman sebesar US$ 318 juta atau Rp 4,1 triliun dari CDB. Dana itu digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik mulut tambang berkapasitas 2x150 MW di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Untuk pengembangan industri pulp paper, perusahaan di bawah Sinar Mas juga menarik utang sekitar US$ 700 juta atau Rp 9,1 triliun.

Sementara di bidang telekomunikasi, Sinar Mas sejak 2006 bekerja sama dengan CDB untuk pembangunan konstruksi, instalasi dan jaringan industri telekomunikasi LTE Sinar Mas melalui Smartfren. Bantuan pinjaman yang ditandatangan di Bejing saat ini mencapai US$ 300 juta. Sebelumnya, Smartfren sudah menandatangani pinjaman US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,1 triliun.

“Kesinambungan kemitraan kami dengan lembaga keuangan luar negeri juga menggambarkan kepercayaan mereka akan perkembangan serta reputasi industri nasional yang tetap terjaga,” tambah Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto. (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER