Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mandiri Sekuritas memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi akan naik mencapai 0,26 persen pada Maret. Angka itu mencerminkan inflasi tahunan 6,48 persen, atau melonjak dari posisi Februari sebesar 6,29 persen.
Ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra dan Leo Rinaldy memprediksi inflasi inti Maret 2015 akan dibukukan sedikit turun relatif menjadi 4,9 persen tahunan dibandingkan dengan 4,96 persen pada bulan sebelumnya.
"Estimasi kami tersebut sejalan dengan ekspektasi Bank Indonesia 0,27 persen bulanan (6,3-6,4 persen tahunan) tetapi lebih rendah daripada prediksi konsensus masing-masing 0,16 persen bulanan dan 6,4 persen tahunan," ujar Aldian dalam riset dikutip Rabu (1/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laju inflasi bulan ini diperkirakan didorong oleh berbagai faktor. Pada bulan ini, pemerintah menaikkan harga BBM premium dan elpiji 12 kilogram (kg) masing-masing sebesar 3 persen dan 3,9 persen. "Kami hanya memprediksi dampak inflasi minor yaitu sebesar 0,10 poin akibat kenaikan harga tersebut," ujar Aldian dalam rilisnya.
Di sektor pangan setelah memasuki musim panen, rata-rata harga beras medium naik 4,9 persen dari bulan lalu meskipun terjadi penurunan harga daging ayam sebesar 6,3 persen, telur turun harga 6,5 persen, dan harga cabai yang turun 6,7 persen.
Namun yang perlu diperhatikan sebagian penyebabnya adalah tingkat hujan yang tinggi dan menyebabkan tertundanya panen di daerah produsen padi terbesar, Jawa Barat.
"Penting juga untuk menjadikan bawang sebagai pendorong inflasi potensial karena kenaikan harganya sampai 17,2 persen. Berdasarkan data yang tersedia saat ini, kami memprediksi komponen makanan mentah berkontribusi 0,12 poin ke inflasi Maret 2015," ujar Leo Rinaldy.
(gen)