Jakarta, CNN Indonesia -- Penciptaan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) pada Maret 2015 tercatat sebanyak 126 ribu pekerjaan, terendah sejak Desember 2013. Angka tersebut juga jauh di bawah proyeksi para ekonom yang disurvei CNNMoney, yang memperkirakan 244 ribu pekerjaan.
Tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam sejauh ini belum berkurang, masih sebesar 5,5 persen.
Dari sisi upah buruh, rata-rata penghasilan per jam di AS hanya naik 2,1 persen dibandingkan dengan tahun lalu, jauh di bawah target 3,5 persen atau lebih. Apabila pada tahun lalu upah buruh per jam rata-rata US$ 24,34, maka saat ini hanya naik menjadi US$ 24,86 per jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan upah buruh yang lamban selaras dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat yang nyaris tagnan. Belum banyaknya anggaran yang dibelanjakan masyarakat tercermin dari pertumbuhan penjualan di sektor ritel yang negatif. Sementara di sektor properti, jumlah rumah baru yang dibangun tidak sesuai dengan harapan.
Perkembangan lapangan kerja yang mengecewakan pada bulan lalu menimbulkan pertanyaan apakah ekonomi AS kembali melambat setelah sempat mendapatkan momentum positif pada 2014. Bahkan, Bank Federal Atlanta memperkirakan ekonomi AS hanya akan tumbuh 0 persen pada kuartal pertama 2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Tom Perez, Menteri Tenaga Kerja AS, mengakui kenaikan upah pekerja saat ini belum cukup baik. "Kenaikan upah riil merupakan bagian besar dari bisnis yang belum selesai," kata Perez seperti dikutip dari CNNMoney.
Russell Price, ekonom senior di Ameriprise Financial, melihat penguatan dolar AS terhadap mata uang negara lain menjadi salah satu faktor yang memukul dunia usaha, terutama perusahaan yang menjual produknya di luar negeri. Ketika laba menyusut, lanjut Price, pelaku usaha cenderung mengurangi perekrutan dan mengerem belanja.
Apresiasi dolar AS menjadi dilema yang bisa berpengaruh besar terhadap kepastian pemulihan ekonomi AS pada musim semi mendatang. Hal ini diyakini menambah kebimbangan Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga yang saat ini berada pada titik terendah sepanjang sejarah, yakni mendekati nol persen.
(ags)