Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat tipis pada sesi Selasa (20/1) setelah International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2015 dan 2016. Hal ini meningkatkan spekulasi akan bank sentral untuk melakukan kebijakan yang lebih agresif demi memperbaiki perekonomian.
Seperti dilansir
Reuters, menurunnya proyeksi ini mengindikasikan pengurangan permintaan akan bahan bakar selama 2016. Kondisi ini diekspektasikan akan berkontribusi pada penurunan harga minyak lebih dalam lagi, meskipun keoptimisan perusahaan-perusahaan energi tetap membuat sektor ini bertahan. Nyatanya, indeks S&P 500 sektor energi menguat tipis sebesar 0,09 persen.
Selain mengurangi angka proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3 persen, IMF juga menyarankan negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik untuk tetap mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif demi mengurangi peningkatan suku bunga riil seiring penurunan harga minyak yang diprediksi akan menyebabkan resiko deflasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Bank Sentral Eropa direncanakan akan mengumumkan pembelian surat-surat berharga pada hari Kamis untuk membantu perekonomian wilayah tersebut.
Indeks Dow Jones Industrial nilainya meningkat sebanyak 3,66 points atau 0,02 persen ke angka 17.515,23. S&P 500 menambah 3,12 poin atau 0,15 persen ke angka 2.022,54. Sedangkan Nasdaq Composite nilainya naik 20,46 poin atau 0,44 persen ke angka 4.654,85.
Harga minyak mentah AS menurun sebesar 4,7 persen ke angka US$ 46,39 per barrel setelah mengalami titik intrahari terlemah sebesar US$ 45,89 per barrel. Sementara itu, nilai Brent turun sebesar 1,8 persen ke angka US$ 47,99.
Perusahaan minyak Halliburton Co. dan Baker Hughes Inc. menyatakan bahwa pelemahan pada aktifitas pengeboran akan mengkhawatirkan kinerja sektor minyak pada 2015, meskipun perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang tersebut melaporkan profit yang lebih baik dibanding kuartal IV-nya.
Karena penaikan laba tersebut, nilai saham Halliburton meningkat sebesar 1,8 persen ke angka US$ 39,83 per lembar saham, sedangkan nilai saham Baker meningkat 1,2 persen ke angka US$ 57,26 per lembar saham.
Sementara Morgan Stanley melaporkan penurunan sebesar 81 persen pada pendapatan dari perdagangan fixed-income securities, mata uang, serta komoditas. Akibatnya, nilai sahamnya turun sebesar 0,4 persen ke angka US$ 34,75 per lembar.
Volume perdagangan terbilang moderat dimana sebanyak 7,2 miliar lembar saham diperdagangkan pada Selasa lalu. Angka ini mendekati rata-rata volume perdagangan pada bulan ini, dimana sebanyak 7,29 miliar lembar saham berpindah tangan selama Januari 2015 menurut BATS Global Markets.
(gir/gir)