Menteri Keuangan Pesimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai Target

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jan 2015 15:03 WIB
Hal tersebut didasari oleh fakta pelemahan harga minyak dunia dan sentimen global, terutama penguatan Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro dalam acara Euromoney Conference di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (26/11). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro pesimistis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,5 hingga 5,8 persen sesuai asumsi awal yang diajukan dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015. Hal tersebut didasari oleh fakta pelemahan harga minyak dunia dan sentimen global terutama dari Amerika Serikat.

Menurut Bambang, pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga perlu diwaspadai setelah International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,8 persen menjadi 3,5 persen.

"Perekonomian global tidak secerah yang sebelumnya. Hanya Amerika Serikat yang mengalami pertumbuhan. Tahun ini hanya Amerika. Kemungkinan kita ada pelemahan pertumbuhan," ujar Bambang dalam rapat kerja bersama Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, di Jakarta, Kamis (22/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelambatan pertumbuhan ini diyakini Bambang akan mempengaruhi pelambatan konsumsi dan investasi sektor di swasta.

"Perlambatan-perlambatan tersebut pada akhirnya mendorong penurunan permintaan dunia
secara agregat sehingga berimplikasi terhadap kinerja ekspor Indonesia di tahun yang akan datang," katanya.

Terlalu Optimistis

Sementara itu, Ketua Banggar DPR Ahmadi Noor Supit menilai asumsi yang diajukan pemerintah ke DPR terlalu optimis. Terlebih lagi jika pemerintah ingin mengejar penerimaan pajak sebanyak Rp 104,6 triliun di tahun ini. Dalam rapat Banggar, DPR akan meminta penjelasan lebih banyak terkait asumsi-asumsi yang disodorkan pemerintah tersebut.

"Itu yang nanti kita bahas. Dengan penerimaan pajak yang meningkat Rp 100 triliun lebih, sulit sekali kita menerjemahkannya seperti apa. Pertumbuhannya 5,8 itu apa memungkinkan? Termasuk kurs rupiahnya juga," kata Ahmadi.

Ahmadi menginginkan pemerintah untuk serealistis mungkin memasang asumsi dalam APBNP 2015. Terlebih lagi, harga minyak dunia saat ini sudah menyentuh level US$ 48 per barel, serta rupiah yang sudah menyentuh Rp 12.600

"Kita ingin itu realistis lah anggaran itu. Sehingga kalau toh tidak tercapai jadi tidak terlalu jauh," kata Ahmadi. (gir/gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER