Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT PLN (Persero) optimistis dapat menyelesaikan proses jual-beli tenaga listrik (power purchase agreement/PPA) sebesar 21 ribu megawatt (MW) dalam dua tahun ke depan. BUMN listrik ini menjanjikan penandatangan PPA pengadaan 11 ribu MW tuntas tahun ini, sedangkan sisanya 10 ribu MW menyusul pada 2016.
"Karena sebagian besar pembangkit yang akan dibangun awal tahun ini adalah pembangkit 1x1000 MW, 2x1000 MW, dan 2x650 MW. Jadi pembangkit ini akan dibangun lebih cepat," ujar Direktur Utama PLN, Sofyan Basyir di Jakarta, Selasa (7/4).
Optimesme tersebut, lanjut Sofyan, terbangun setelah melihat banyaknya investor yang berminat membangun pembangkit di Indonesia. Hal ini terkait pula program 35 ribu MW yang dicanangkan pemerintah dalam lima tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sofyan mengatakan PLN telah mengevaluasi sejumlah faktor yang menjadi penghambat program pembangunan pembangkit listrik pada program percepatan (fast track) I dan II pada 2005 silam. Hal ini yang membuat BUMN listrik itu yakin dapat menyelesaikan PPA program 35 ribu MW.
"Tapi untuk 35 ribu MW ini dengan pengalaman yang sudah lama, saya kira bisa lebih tertata dan terencana dengan baik. Kan kalau ini (terealisasi) untuk kepentingan masyarakat juga," tutur Sofyan.
Berangkat dari hal tersebut, kata Sofyan, PLN menjanjikan penghematan beban operasional sekitar Rp 30 triliun, yang berdampak pada turunnya angka subsidi listrik. Pasalnya, pembangkit listrik yang akan dibangun dalam program 35 ribu MW akan menggunakan sumber energi batubara dan gas sebagai subtitusi bahan bakar minyak (BBM).
"Kalau pembangkit-pembangkit ini selesai, efisiensi akan didapatkan luar biasa karena penggunaan BBM akan turun secara drastis. Sehingga subsidi dari Rp 100 triliun itu bisa mencapai Rp 70 triliun saja untuk tahun ini," katanya.
(ags)