Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 5.470-5.489 dan resisten 5.512-5.524 pada perdagangan Jumat (10/4), dengan kecenderungan menguat karena potensi bertahannya aksi beli dan positifnya sentimen global.
Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan laju IHSG sempat berada di area target resisten (5.495-5.520) dan juga sempat bergerak di bawah area target support (5.455-5.468).
“Pelemahan yang terjadi sebelumnya dapat ditahan dengan kembali adanya aksi beli. Tentunya kami berharap aksi beli tersebut dapat terjadi sehingga dapat mengkonfirmasi peluang kenaikan secara teknikal,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Jumat (10/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyatakan, meski masih terdapat utang gap lama di level 5.342-5.372 (17-18 Februari) dan utang gap di level 5.397-5.411 (27-28 Maret 2015), namun sepanjang dapat diimbangi dengan aksi beli maka kenaikan pun dapat kembali terjadi.
“Laju IHSG jelang akhir sesi perdagangan mampu ditutup menguat. Padahal sebelumnya cenderung bergerak melemah seperti yang kami khawatirkan akan adanya peluang untuk kembali melanjutkan pelemahannya,” kata Reza terkait perdagangan sebelumnya.
Sebelumnya Reza menilai, meski pelemahan sebelumnya tersebut memberikan peluang bagi IHSG untuk menutup utang gap terdekatnya, bukan tidak mungkin pelemahan dapat kembali terjadi jika aksi jual masih marak dan sentiment global yang kurang kondusif.
“Pada kenyataannya, IHSG mampu menghalau kekhawatiran kami hingga akhirnya mampu berbalik naik. Aksi net sell asing dapat diimbangi dengan kenaikan Rupiah, masih adanya saham-saham bigcaps yang masuk dalam jajaran top gainer, peningkatan pertumbuhan retail sales, dan berbalik naiknya harga minyak mentah dunia,” jelas Reza.
Terkait pasar modal regional, Reza menyatakan laju bursa saham Asia, terutama HSI sebelumnya bergerak menguat seiring suksesnya transaksi pertukaran saham melalui connecting trading antara bursa saham Hong Kong dan Shanghai.
“Tetapi sebaliknya, laju Shanghai dan sekitar justru melemah seiringi outflow yang terjadi berpindah ke HIS,” katanya.
Sementara Nikkei dan sekitarnya bergerak naik seiring ekspektasi investor asing akan meningkatkan aktivitas transaksinya di bursa saham Jepang. Di sisi lain, tetapnya suku bunga Bank of Korea tidak terlalu direspon positif.
Dari bursa AS, Reza memperkirakan rilis angka klaim pengangguran yang cenderung meningkat kemungkinan dapat memberikan sentimen positif pada pasar saham Negeri Paman Sam. Hal itu, lanjutnya, akan membuat The Fed akan memastikan kembali untuk menunda kenaikan Fed rate.
“Di sisi lain, kembali meningkatnya harga minyak mentah yang diiringi penurunan dolar AS diperkirakan akan memberikan sentimen positif tambahan,” jelas Reza.
(ags)