Saham Bir Anker dan Bintang Melorot Pasca Larangan Pemerintah

CNN Indonesia
Kamis, 16 Apr 2015 11:02 WIB
Pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (15/4), saham Multi Bintang turun 1,04 persen, sedangkan saham Delta Djakarta melemah 0,18 persen.
Peringatan 21 zone untuk minuman alkohol di Family Mart Bulungan, Jakarta (CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sesuai rencana, Kementerian Perdagangan bakal melarang penjualan minuman beralkohol bagi jaringan ritel dan pengecer pada hari ini, Kamis (16/4). Sejak bergulirnya rencana tersebut, tercatat saham dua produsen bir di Indonesia melemah cukup tajam.

Hal itu berawal dari Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran, dan penjualan minuman beralkohol, yang berlaku tiga bulan sejak diundangkan pada Januari 2015. Namun, konsumen masih bisa membeli produk tersebut di supermarket dan hypermarket.

Berdasarkan catatan perdagangan saham yang dikumpulkan CNN Indonesia, saham PT Multi Bintang Indonesia Tbk. dan PT Delta Djakarta Tbk. mengalami pelemahan yang cukup tinggi sejak Permendag tersebut diundangkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saham Multi Bintang (MLBI) yang dikenal dengan produk bir Heineken dan Bintang, telah melemah 19,16 persen dari Rp 11.875 per lembar sejak Menteri Perdagangan mengundangkan Permendag tersebut pada 29 Januari 2015 menjadi Rp 9.600 pada penutupan Rabu (15/4).

Sementara itu, saham Delta Djakarta (DLTA) yang dikenal dengan produk bir Anker, San Miguel dan Kuda Putih, telah anjlok 22,22 persen dari Rp 360.000 per lembar sejak Permendag itu diundangkan, menjadi Rp 280.000.

Pada hari ini, dengan mulai diberlakukannya Permendag tersebut, kedua saham tersebut tercatat kembali melemah sejak pembukaan perdagangan. Saham Multi Bintang melemah 1,04 persen, sedangkan saham Delta Djakarta turun 0,18 persen dalam pembukaan.

“Saya memperkirakan, pelemahan harga saham ini bakal berlangsung dalam jangka pendek hingga menengah. Kinerja penjualan perseroan bakal sedikit terganggu jika perseroan tak juga mulai mencari strategi baru,” ujar analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe kepada CNN Indonesia, Kamis (15/4).

Kiswoyo menjelaskan, perseroan dipastikan harus memutar otak dan mencari strategi baru agar performa keuangan tidak merosot tajam dan tetap bisa bersaing di sektor industri minuman dan makanan.

“Saya perkirakan penjualan bisa anjlok sekitar 10 persen jika perseroan belum bisa mencari distributor atau strategi baru dalam menggenjot penjualan,” katanya.

Dia menjelaskan, terdapat beberapa opsi bagi perseroan untuk menggenjot penjualan. Cara pertama adalah dengan mencari dan menggenjot distributor baru seperti kerjasama dengan kafe.

Selain itu, perseroan bisa memaksimalkan penjualan minuman non alkohol. Untuk Delta Jakarta, minuman non alkohol ditopang oleh merek Soda Ice dan Sodaku. Sementara, Multi Bintang ditopang oleh Green Sands dan Bintang Zero.

“Diversifikasi produk juga bisa menjadi salah satu siasat perseroan agar bisa lepas dari penurunan kinerja,” jelas Kiswoyo.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER