Jakarta, CNN Indonesia -- Hari pertama Kementerian Perdagangan melarang penjualan minuman beralkohol di gerai ritel dan pengecer, harga saham dua produsen bir yaitu PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan PT Delta Djakarta Tbk terpantau kembali melemah.
Dalam penutupan perdagangan saham pada Kamis (16/4), harga saham Multi Bintang tercatat turun 1,04 persen menjadi Rp 9.500 per saham, dari Rp 9.600 per saham. Sementara itu, harga saham Delta Djakarta tepantau melemah 0,18 persen menjadi Rp 279.500 per saham, dari Rp 280 ribu per saham.
Sesuai rencana, kementerian yang dipimpin Rachmat Gobel menepati janjinya melarang penjualan minuman beralkohol bagi jaringan gerai ritel dan pengecer mulai 16 April 2015. Sejak bergulirnya rencana tersebut, tercatat saham dua produsen bir di Indonesia melemah cukup tajam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu berawal dari Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran, dan penjualan minuman beralkohol, yang berlaku tiga bulan sejak diundangkan pada Januari 2015. Namun, konsumen masih bisa membeli produk tersebut di supermarket dan hypermarket, juga di kawasan wisata.
Berdasarkan catatan perdagangan saham yang dikumpulkan CNN Indonesia, saham Multi Bintang dan Delta Djakarta mengalami pelemahan yang cukup tinggi sejak aturan tersebut diundangkan.
Saham Multi Bintang (MLBI) yang dikenal dengan produk bir Heineken dan Bintang, telah melemah 19,16 persen dari Rp 11.875 per saham sejak Rachmat mengundangkan aturan yang dibuatnya tersebut pada 29 Januari 2015 menjadi Rp 9.600 per saham pada penutupan Rabu (15/4).
Sementara itu, saham Delta Djakarta (DLTA) yang dikenal dengan produk bir Anker, San Miguel dan Kuda Putih, telah anjlok 22,22 persen dari Rp 360 ribu per saham sejak Permendag itu diundangkan, menjadi Rp 280 ribu per saham.
Pada hari ini, dengan mulai diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan tersebut, kedua saham emiten itu tercatat kembali melemah sejak pembukaan perdagangan. Saham Multi Bintang melemah 1,04 persen, sedangkan saham Delta Djakarta turun 0,18 persen dalam pembukaan.
“Saya memperkirakan, pelemahan harga saham ini bakal berlangsung dalam jangka pendek hingga menengah. Kinerja penjualan perseroan bakal sedikit terganggu jika perseroan tak juga mulai mencari strategi baru,” ujar analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe kepada CNN Indonesia, Kamis (15/4).
Kiswoyo menjelaskan, perseroan dipastikan harus memutar otak dan mencari strategi baru agar performa keuangan tidak merosot tajam dan tetap bisa bersaing di sektor industri minuman dan makanan.
“Saya perkirakan penjualan bisa anjlok sekitar 10 persen jika perseroan belum bisa mencari distributor atau strategi baru dalam menggenjot penjualan,” katanya.
Dia menjelaskan, terdapat beberapa opsi bagi perseroan untuk menggenjot penjualan. Cara pertama adalah dengan mencari dan menggenjot distributor baru seperti kerjasama dengan kafe.
Selain itu, perseroan bisa memaksimalkan penjualan minuman non alkohol. Untuk Delta Jakarta, minuman non alkohol ditopang oleh merek Soda Ice dan Sodaku. Sementara, Multi Bintang ditopang oleh Green Sands dan Bintang Zero.
“Diversifikasi produk juga bisa menjadi salah satu siasat perseroan agar bisa lepas dari penurunan kinerja,” jelas Kiswoyo.