Permintaan Lokal Bakal Naik, Sawit Sumbermas Tambah Produksi

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2015 13:47 WIB
Sawit Sumbermas akan memanfaatkan peluang penjualan CPO dalam negeri dengan membangun pabrik baru. Perseroan juga mengaku tidak mengekspor produksinya.
Kebun dan pabrik pengolahan kelapa sawit milik PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk di Kalimantan. (Dok. Sawit Sumbermas Sarana)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) optimis kebijakan pemerintah yang mewajibkan pencampuran 15 persen bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis solar akan mampu meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit (CPO).

Untuk dapat memasok lebih banyak CPO ke produsen BBN dalam negeri, Sawit Sumbermas berencana menambah kapasitas produksi dengan membangun pabrik baru. Direktur Utama Sawit Sumbermas Rimbun Situmorang menilai kebijakan mandatori BBN 15 persen atau B15 bisa meningkatkan daya serap CPO sebanyak 4,5 juta ton.

"Dengan adanya kebijakan baru ini justru kami senang karena penyerapan produksi bisa lebih meningkat. Peningkatan penyerapan untuk biodiesel tersebut juga kami harapkan bisa terjadi seiring konsumsi CPO eadible yang kini mencapai 42 kilogram per kapita," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai langkah pemenuhan kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat, perusahaan juga berencana untuk mengoperasikan dua pabrik kelapa sawit (PKS) baru yang masing-masing rencananya akan dioperasikan pada tahun ini dan dua tahun mendatang. Ia menambahkan, hasil produksi kedua pabrik ini nantinya akan diserap oleh perusahaan BBN domestik, sama seperti ketiga pabrik sebelumnya.

"Untuk pabrik terbaru pada tahun ini, pembangunannya sudah rampung 76 persen dan akan commissioning pada Juli mendatang. Dengan adanya pabrik baru ini, kami harapkan produksi kami bertambah dari sebelumnya 1,8 juta metrik ton per tahun menjadi 2,2 juta metrik ton per tahun pada 2015 ini," ujar Direktur Operasional Sawit Sumbermas Vallauthan Subraminam ketika ditemui di tempat yang sama.

Sayangnya dua petinggi perusahaan yang beroperasi di Kalimantan itu tidak menjelaskan secara lebih rinci nilai investasi pembangunan pabrik baru yang beroperasi pada bulan Juli ini. Namun untuk pabrik kelima yang diharapkan rampung pada 2017, nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 140 miliar dimana pembiayaannya berasal dari kas internal perusahaan.

"Dengan tambahan kapasitas ini kami harap bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri mengingat kami belum berencana untuk membidik pasar ekspor," tambahnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER