Jakarta, CNN Indonesia -- Crown Group, perusahaan pengembang asal Australia berencana membangun kawasan kota baru di dekat Jakarta. Proyek itu digadang-gadang akan menyerap investasi sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 12 triliun.
Crown Group sesungguhnya perusahaan yang didirikan pengusaha asal Surabaya, Iwan Sunito dan Paul Sathio. Di Australia, perusahaan ini memiliki portofolio mencapai Rp 46 triliun.
“Kerinduan hati untuk masuk ke Indonesia lagi, kontribusi untuk negara dan membangun tim kita di sini,” kata Iwan dalam wawancara khusus dengan CNN Indonesia di Jakarta, pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Iwan belum bersedia mengungkapkan lokasi persis kawasan kota itu. “Tapi sebagai gambaran saja, kira-kira satu jam dari Jakarta,” katanya, sambil tersenyum.
Di kota baru ini, kata Iwan, akan dibangun kawasan perumahan, rumah sakit, pusat pendidikan, dan hotel. Crown akan memboyong desainernya Koichi Takada, yang membuat griya tawang Sydney by Crown.
Setelah dirintis di Australia pada 1994, Crown Group sudah merambah ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Perusahaan ini pun punya rencana untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) saham di Indonesia dan Singapura.
“Saya bilang ke tim Indonesia untuk growing kita punya bisnis dan one day kita IPO supaya ada independensi dan transparansi daripada struktur manajemen,” katanya.
Bubble Properti, Benarkah Terjadi?Masuknya Crown ke Indonesia saat ada perkiraan industri properti di sini akan mengalami bubble atau lonjakan harga karena tingginya permintaan. Tapi benarkah ada efek bubble di sini?
Iwan mengatakan yang terjadi saat ini adalah adanya perlambatan karena sejumlah kebijakan pemerintah membuat ekuitas kredit menurun. Tapi terkait masalah harga, dia menganggap tingginya harga karena suplainya lambat.
Untuk mencegah makin tingginya harga solusinya adalah dengan mempercepat suplai. “Menurut saya, problem harga bukan karena inflasi tapi karena suplai,” kata dia. “Di Indonesia ini suplainya terlalu lambat, karena dalam hal mengurus izin, sertifikat enggak beres, sehingga memakan waktu.”
Solusinya, kata dia, adalah membereskan masalah itu bukan menghentikan produksi. Kebijakan pemerintah, seperti mempermudah izin, ujar Iwan, juga akan membantu lebih banyak modal yang masuk ke Indonesia.
“Seluruh dunia tahu tentang Indonesia dan Indonesia akan ditransfer teknologi, sistem, cara kerja, itu juga akan menekan harga karena akan membawa daya beli yang besar,” tuturnya.
(gen)