Tekanan Jual Meninggi, IHSG Berpotensi Melemah

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 24 Apr 2015 07:10 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada dalam rentang support 5.411-5.426 dan resisten 5.448-5.468 pada perdagangan Jumat (24/4).
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (18/2). (Antara Foto/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada dalam rentang support 5.411-5.426 dan resisten 5.448-5.468 pada perdagangan Jumat (24/4), dengan kecenderungan bergerak melemah karena tingginya tekanan jual.

Reza Priyambada, Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia, mengatakan laju IHSG sempat berada di area target resisten (5.448-5.465) dan mampu bertahan di atas area target support (5.410-5.417).

Dia menilai tekanan jual yang lebih besar dari sehari sebelumnya membuat laju IHSG semakin terpuruk di zona merah. Apabila tekanan jual tersebut tidak berkurang, maka dikhawatirkan IHSG masih akan melanjutkan pelemahannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Apalagi bila laju bursa saham global tidak mendukung maka semakin memberatkan IHSG,” ujarnya dalam riset, Kamis (23/4).

Menurutnya, meski banyak sektor yang mengalami kenaikan, tetapi kurang kuat untuk mempertahankan laju IHSG di zona hijau. Padahal di awal sesi, lalu IHSG sudah melenggang dengan baik di zona hijau seiring menguatnya laju Rupiah; imbas berbalik naiknya laju bursa saham AS; dan masih variatif cenderung positifnya pergerakan bursa saham Asia.

“Kembali maraknya aksi jual membuat peluang IHSG untuk berbalik positif kian sirna dan lajunya pun tidak jauh berbeda dari sehari sebelumnya dimana IHSG yang diharapkan banyak pelaku pasar dapat melanjutkan kenaikannya tampaknya tidak terjadi,” jelasnya.

Secara bersamaan, lanjutnya, meski terdapat pemaparan yang cukup positif dari para emiten dalam hari kedua 7th Institutional Investor Day, serta pertemuan akhir KAA di Jakarta, tetapi masih kurang kuat mengimbangi aksi jual pelaku pasar.

“Secara bersamaan pula, terdapat pemberitaan pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Wakapolri sehingga terkesan pasar menolak, meskipun kami melihat hal ini bukanlah yang menjadi faktor utama dari masih melemahnya laju IHSG,” ungkap Reza.

Dari bursa global, lanjut Reza, penguatan laju bursa saham Tiongkok selama 2 minggu terakhir tampaknya dimanfaatkan pelaku pasar untuk aksi ambil untung. Terlihat laju HSI sudah mulai melemah dan penguatan pada laju Shanghai dan sekitar mulai berkurang.

“Sementara laju Nikkei masih melanjutkan penguatan meski indeks markit manufacturing PMI menurun seiring masih adanya ekspektasi positif dari kinerja kuartal I/2015 emiten dan dukungan stimulus pemerintah,” jelasnya.

Sementara, laju negatif kembali dirasakan bursa saham Eropa yang melanjutkan pelemahannya. Pelaku pasar merespon negatif penurunan tipis Gfk consumer confidence Jerman yang diikuti penurunan markit manufacturing PMI, markit services PMI, dan markit composite PMI Perancis.

“Meningkatnya unemployment rate Spanyol turut menambah sentimen negatif. Tidak hanya itu, pelemahan retail sales Inggris dan indeks manufaktur di Perancis turut direspon negatif,” kata Reza.

Adapun kenaikan initial jobless claims AS yang dibarengi penurunan markit manufacturing PMI nya tampaknya akan membuat laju bursa saham AS berbalik melemah di awal sesi.

“Akan tetapi, jika sentimen tersebut dapat direspon positif seiring berkurangnya desakan rencana kenaikan Fed rate, dimungkinkan laju bursa saham AS dapat melanjutkan perrgerakan positifnya,” ungkap Reza. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER