Laba Anjlok 96,15 Persen, Pertamina Hemat Besar-besaran

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Kamis, 30 Apr 2015 11:05 WIB
Sepanjang kuartal I 2015, Pertamina membukukan laba bersih US$ 28 atau turun 96,15 persen dibandingkan kuartal I 2014 yang sebesar US$ 728 juta.
Jajaran Direksi PT Pertamina (Persero) memaparkan kinerja perseroan kuartal I 2015 di Jakarta, Rabu (29/4). (CNN Indonesia/Diemas Kresna Duta)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) mencatatkan kinerja yang buruk sepanjang kuartal I 2015. Pasalnya, hingga akhir Maret kemarin perusahaan minyak dan gas bumi (migas) pelat merah tersebut baru mencatatkan laba bersih sekitar US$ 28 juta, atau anjlok US$ 700 juta dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 728 juta.

Disinyalir kuat, anjloknya laba bersih perseroan tak lepas dari tren penurunan harga minyak dunia yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Anjloknya harga minyak menyebabkan Pertamina menanggung kerugian atas inventory minyak hingga US$ 450 juta.

“Lini bisnis yang menjadi salah satu penyebab anjloknya laba terjadi di sektor penjualan minyak. Dimana kami membeli minyak ketika harga masih tinggi, namun dijual ketika harga turun lebih dari 50 persen seperti sekarang,” ujar Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman di Jakarta, Rabu malam (29/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arief menegaskan meski mengalami penurunan laba bersih yang signifikan di kuartal I, perseroan tetap optimistis dapat menjaga kinerja keuangan Pertamina tahun ini. Untuk menjaga neraca perseroan, jajaran Direksi pun sudah sepakat melakukan efisiensi di segala unit bisnis.

Satu diantaranya upaya penghematan di kegiatan pengadaan minyak mentah yang dijalankan unit bisnis pemasaran. “Caranya dengan penghematan pengadaan minyak impor hingga menekan cost atas biaya pengiriman,” tuturnya.

Lima Langkah Penghematan

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menambahkan guna menjaga kinerja perseroan 2015 jajarannya pun telah menjalankan 5 langkah strategis yang sudah dilakukan dalam beberapa waktu belakang. Pun kelima strategi tadi meliputi: pengembangan sektor hulu; efisiensi di semua lini; peningkatan kapasitas kilang; pengembangan infrastruktur dan marketing; hingga perbaikan struktur keuangan.

“Tapi jika dilihat bisnis dan kondisi keuangan Pertamina sebenarnya masih relatif cukup kuat. Karena pada dasar kinerja kami khususnya pendapatan dan laba masih positif,” ujar Dwi.

Sebagai tambahan, pada kuartal I 2015 Pertamina mencatatkan pendapatan usaha mencapai US$ 10,67 miliar dengan posisi EBITDA sekitar US$ 1,25 miliar. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER