Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II harus berada di atas lima persen. Target ini dinilai JK harus dicapai tanpa tawaran apapun.
"Tentu harus di atas lima persen, pasti itu," kata JK di kantornya, Jakarta, Rabu (6/5).
Target ini disampaikan langsung JK kepada Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam pertemuan bersama Presiden Joko Widodo di kantor Presiden. Menurut JK, rendahnya hasil pertumbuhan ekonomi kuartal I harus menjadi cambuk dan menandakan banyaknya pekerjaan rumah bagi pemerintah dalam menata sektor ekonomi tanah air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan ekonomi sepanjang tiga bulan pertama di 2015 hanya mencapai angka 4,71 persen. Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi di angka 5,7 persen.
Kendati demikian, JK menilai perlambatan ekonomi memang tengah dirasakan oleh seluruh negara ASEAN. Sehingga rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.
"Apa yang kita hadapi saat ini sama dengan hampir semua negara ASEAN. Negara yang ikut di KTT ASEAN mengeluhkan pertumbuhan yang turun," kata JK.
Ditemui di Istana Kepresidenan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil memastikan belanja pemerintah untuk sektor infrastruktur sudah bisa dicairkan sejak dimulainya kuartal II pada April 2015 lalu. Oleh karena itu, dia meyakini pertumbuhan ekonomi pada April-Juni 2015 bisa lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2015.
“Hambatannya sejauh ini dalam melaksanakan tender adalah adanya perubahan nomenklatur di Kementerian teknis yang membangun infrastruktur. Sekarang semua sudah beres, terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah bisa menjalankan hasil tendernya,” ujar Sofyan.
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu kembali menegaskan, penyebab utama rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2015 adalah investasi pemerintah yang belum berjalan sesuai yang diharapkan.
“Oleh sebab itu semester kedua ini harus dikebut ya. Jadi sebab itu saya katakan, semua pejabat kementrian Pekerjaan Umum sudah dilantik. Berarti semua kontrak yang ada sudah bisa diteken. Sementara dari sisi pendanaan, semua sudah siap tidak ada masalah,” katanya.
(gen)