Jakarta, CNN Indonesia -- Target Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,7 persen sesuai amanat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 diyakini banyak pihak cukup berat. Realisasi pertumbuhan ekonomi selama tiga bulan pertama di 2015 yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) hanya menyentuh angka 4,71 persen, membuat Jokowi harus menggenjot kinerja anak buahnya pada sisa tiga kuartal berikutnya.
Kepala Kantor Staf Presiden Luhut Binsar Panjaitan menegaskan, atasannya tersebut telah menitahkan agar pertumbuhan ekonomi mulai kuartal II dan seterusnya harus naik signifikan demi mengejar target. Salah satu caranya adalah dengan menggenjot belanja pemerintah yang dikeluarkan untuk mendanai proyek infrastruktur.
Bahkan untuk memastikan proyek-proyek infrastruktur yang telah ditetapkan tersebut dikerjakan dengan benar dan tepat waktu, Jokowi menurut Luhut telah membuka kesempatan kepada masyarakat di sekitar proyek untuk melaporkan kemajuan dari pembangunan proyek tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami harapkan masyarakat untuk melaporkan sebagai kontrol pelaksanaan pembangunan infrastruktur. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga kalau menemukan adanya penyelewengan dokumen dan lainnya bisa lapor ke presiden atau kepada kementerian terkait atau melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat,” kata Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/5).
Luhut menjelaskan, rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi sampai Maret 2015 dapat dimaklumi karena pemerintah masih melakukan persiapan pengalokasian dana untuk membangun proyek-proyek tersebut. Dia berharap pada kuartal II dan kuartal III, pertumbuhan ekonomi bisa lebih baik lagi.
“Pemerintah sudah alokasikan Rp 29 triliun untuk membangun jalan, lalu Rp 45 triliun untuk sektor perhubungan. Kami melihat itu suatu sinyal yang baik, ditambah lagi dengan realisasi penerimaan pajak yang tidak melorot banyak,” ujarnya.
Ragukan Target APBNPMeskipun mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mulai menggeliat mulai kuartal II, namun Luhut sendiri berpendapat target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam APBNP 2015 terlalu tinggi.
“Mungkin tidak sampai 5,8 persen, tetapi bisa 5,4 persen sampai 5,6 persen sudah cukup baik. Karena ekonomi global juga sedang susah. Kami tidak menyalahkan diri sendiri, karena selama enam bulan terakhir baru dilakukan konsolidasi. Namun dengan persiapan yang dilakukan, itu sudah menjadi langkah bagus ke depan,” ujarnya.
(gen)