Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi memburuknya perekonomian Indonesia. Dari sisi fiskal, Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodjonegoro mempertimbangkan penarikan pinjaman luar negeri yang lebih besar untuk mengantisipasi pelebaran defisit anggaran negara pada kisaran 2,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Skenario kita adalah
budget (pemerintah) harus aman. Kalau ada pelebaran defisit itu pun kita jaga paling tidak sama dengan tahun lalu yaitu 2,2 persen PDB," ujar Bambang di Jakarta, Kamis (7/5).
Untuk mengamankan anggaran, Bambang menegaskan pemerintah belum akan memangkas anggaran belanja di awal tahun. Sebagai konsekuensi logis, maka utang kemungkinan besar bertambah seiring dengan risiko pelebaran defisit dari 1,9 persen PDB menjadi 2,2 persen PDB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tambah utang pasi, tapi tidak dari market (penerbitan obligasi). Dari pinjaman multilateral dan bilateral," tuturnya.
Sekalipun utang ditambah, Bambang meyakini tidak akan terlampau besar mengingat biasanya penyerapan anggaran belanja negara setiap tahunnya hanya 90-95 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP).
"Kami tidak akan lakukan memotong belanja di awal," tegasnya.
Terkait pinjaman luar negeri, Menkeu mengatakan Indonesia sudah mengantongi komitmen pinjaman siaga (standby loan) yang bisa ditarik sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Sayangnya dia tidak menjelaskan indikator pemicu untuk bisa menariknya.
(gen)