Penurunan Produksi dan Ekspor Minyak Gerus Neraca Perdagangan

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 15 Mei 2015 18:13 WIB
Surplus neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2015 tercatat sebesar US$ 1,3 miliar, menyusut 76 persen dalam setahun.
Bank Indonesia. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Surplus neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2015 tercatat sebesar US$ 1,3 miliar, menyusut dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 2,06 miliar. Bank Indonesia (BI) menilai ekspor minyak yang lambat serta produksi minyak mentah yang turun menjadi penghambat perbaikan NPI.

Endy Dwi Tjahjono, Direktur Departemen Statistik BI, menuturkan meskipun surplus NPI tergerus, namun defisit transaksi berjalan berhasil ditekan seiring dengan pengurangan impor migas. BI mencatat, defisit transaksi berjalan Indonesia per Maret 2015 sebesar US4 3,8 miliar, turun dibandingkan dengan posisi akhir kuartal I 2014 yang sebesar US$ 4,05 miliar.

"Hal ini didukung oleh kebijakan reformasi subsidi migas, yang membuat impor migas menurun 47 persen year-on-year," ujar Endy di Jakarta, Jumat (15/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun impor minyak semakin berkurang, Endy menyayangkan dari sisi ekspor migas tidak dapat mengimbangi sehingga belum berdampak banyak pada neraca perdagangan. Menurutnya, perbaikan ekspor migas ini tertahan oleh lifting minyak yang rendah dan diperparah oleh harga ekspor migas yang terkoreksi turun.

"Jika kita lihat, lifting minyak pada kuartal pertama 2015 rata-rata mencapai 0,76 juta barel per hari (mbpd), turun dibandingkan triwulan IV 2014 dengan nilai mencapai 0,78 mbpd. Selain itu harga ekspor minyak mentah juga menurun dari rata-rata US$ 72 per barrel pada kuartal IV 2014 menjadi US$ 51 per barrel pada kuartal I 2015," tutur Endy.

Endy menuturkan harga komoditas yang melemah di tengah volume ekspor yang meningkat justru membuat surplus neraca perdagangan non migas turun dari US$ 5,2 miliar pada kuartal IV 2014 menjadi US$ 4,3 miliar pada kuartal I 2015.

Komponen NPI lainnya, yaitu transaksi modal dan finansial, juga mengalami penurunan dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya. Tercatat penurunan transaksi modal dan finansial menurun sebanyak 16,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Selain itu, NPI kita juga masih tertahan dari sisi transaksi modal dan finansial, dimana pada kuartal pertama tahun ini kita tetap mencatat surplus sebesar US$ 5,9 miliar atau turun dibanding periode sama dibanding tahun sebelumnya yaitu US$ 7,05 miliar. Meskipun ekonomi mengalami ketidakpastian global, kami senang masih tetap surplus," tambahnya

Secara umum, BI masih mempertahankan rasio defisit neraca berjalan terhadap PDB sebesar 1,8 persen atau di bawah batas maksimal yang diperbolehkan 2,5 persen hingga 3 persen. "Indikator ini masih normal, bahkan cenderung bergerak membaik mengingat rasio defisit neraca berjalan terhadap PDB pada periode yang sama tahun lalu mencapai 1,92 persen," ungkap Endy. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER