Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan otomotif milik Sandiaga S. Uno, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk menyatakan pertumbuhan pada tahun ini bakal
flat setelah adanya pelemahan pada kuartal I. Sedangkan rencana Bank Indonesia melonggarkan likuiditas dianggap bakal tak berpengaruh signifikan malah membahayakan.
“Lihat saja industri otomotif secara keseluruhan turun pada kuartal I 2015,” ujar Direktur Keuangan Mitra Pinasthika Troy Parwata di Jakarta, Jumat (22/5).
Sepanjang 2014 pendapatan perseroan tersebut meningkat 15,8 persen menjadi Rp 16,07 triliun dari periode 2013 yang mencapai Rp 13,87 triliun. Namun, beban pokok pendapatan juga meningkat menjadi Rp 13,76 triliun dari Rp 11,85 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya laba bersih tercatat Rp 487,1 miliar pada tahun lalu, turun 7,4 persen dari periode setahun sebelumnya Rp 526,4 miliar.
Khusus kuartal I 2015 Mitra Pinasthika meraup laba bersih Rp 116 miliar atau turun 24 persen dari Rp 152 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Jumlah penjualannya sendiri mencapai Rp 3,9 triliun, meningkat 7 persen dibandingkan dengan kuartal I 2014 sebesar Rp 3,6 triliun.
“Perlambatan ekonomi terlihat dari melesunya penjualan mobil dan motor. Kami sendiri mengalami kendala di divisi jasa keuangan karena membengkaknya beban provisi,” kata Troy.
Kebijakan BI Bakal Tak Signifikan dan BerbahayaBank Indonesia sendiri bakal melonggarkan kebijakan makroprudensial melalui revisi ketentuan. Salah satunya terkait ketentuan pembayaran uang muka (
down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
“Terus terang rencana BI tidak signifikan bagi kami, karena kami tetap akan berhati-hati. Uang muka yang lebih rendah malah bisa membahayakan. Kami tetap akan utamakan kualitas kredit,” ujar Direktur Pengembangan Usaha Mitra Pinasthika, Agung C. Kusumo.
Pada kuartal I 2015, penjualan mobil Nissan-Datsun melalui MPMAuto meningkat 165 persen menjadi 623 unit, premi asuransi melalui MPMInsurance bertumbuh 71 persen.
Lebih lanjut, di bisnis roda dua, penjualan melalui MPMulia stabil diangka 216.000 unit sepanjang Kuartal I/2015. Jawa Timur dan NTT yang menjadi basis utama penjualan roda dua.
Sementara itu, di segmen bisnis suku cadang otomotif, melalui Federal Karyatama (FKT), perseroan mengoptimalkan peluang pertumbuhan pasar bisnis pelumas antara lain dengan meluncurkan oli khusus mobil dengan merek Federal Mobil.
Saat ini perseroan sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan pabrik pelumas baru berkapasitas 100 juta liter di Cilegon, Banten. Pabrik tersebut direncanakan mulai berproduksi pada akhir 2016.
(gir/ded)