Jakarta, CNN Indonesia -- Penutupan pabrik dan lesunya industri otomotif bak palu yang menghantam bisnis General Motors (GM) Indonesia di Tanah Air. Konsumen yang membatalkan pembelian dan lesunya industri otomotif telah menghantam perusahaan otomotif itu. Penjualan Chevrolet Spin, yang diproduksi di pabrik yang bakal ditutup di Bekasi, turun cukup signifikan.
Berdasarkan data dari GM Indonesia, penjualan Spin pada 2014 mencapai 7.930 unit dengan pangsa pasar 2,2 persen di segmen MPV. Penurunan penjualan terlihat pada kuartal I-2015 dibandingkan periode yang sama 2014. Pada kuartal I-2015 penjualan Spin baru mencapai 1.453 unit. Bandingkan pada kuartal I-2014 yang mencapai 2.818 unit.
Maria Sidabutar, Direktur Public Relation GM Indonesia, mengatakan penurunan penjualan ini juga dipengaruhi industri otomotif yang memang sedang lesu darah. Berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada periode Januari-April 2015 penjualan kendaraan bermotor 363.945 unit atau susut 16,3 persen dibandingkan periode yang sama 2014. Khusus April saja, penjualan mobil hanya 81.600 unit atau anjlok 18 persen dibandingkan penjualan bulan sebelumnya sebanyak 99.410 unit. (Baca:
Penjualan Mobil Kembali Anjlok 18 Persen Sepanjang April 2015)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Penurunan penjualan Chevrolet kurang lebih samalah dengan industri,” kata Maria.
Tapi yang jadi masalah, Spin adalah penopang bisnis GM Indonesia. Maria sendiri mengakui bahwa penjualan Spin mencapai 75 persen dari keseluruhan penjualan Chevrolet di Indonesia.
Untuk menyikapi tutupnya pabrik, GM Indonesia ingin menyodorkan jagoan baru di segmen
multi-purpose vehicle (MPV), yaitu Orlando. Saat ini penjualan Orlando ada di urutan ketiga setelah Spin dan Captiva.
Sejak adanya perjanjian bilateral antara Indonesia-Korea Selatan harga Orlando yang tadinya jauh di atas Rp 300 juta kini bisa ditekan sampai hanya Rp 300 jutaan saja karena adanya potongan bea masuk. Orlando memang diproduksi di negeri Ginseng itu.
GM Indonesia Janji Tak BerubahMaria mengatakan penutupan pabrik di Bekasi sempat menimbulkan keragu-raguan konsumen. “Mereka umumnya mempertanyakan apakah GM Indonesia masih beroperasi di Indonesia atau tidak,” kata Maria di Cibubur, Jakarta, Sabtu (23/5). (Baca:
Pabrik Chevrolet Tutup, Dampaknya Mulai Terasa)
Maria menegaskan, GM Indonesia tetap beroperasi penuh di Indonesia. Lini bisnis yang disetop hanya produksi di pabrik di Bekasi. Selebihnya, bisnis distribusi mobil tetap berjalan melalui 41 dealer resmi yang melayani penjualan, service, dan penggantian suku cadang. Selain itu, ada juga jaringan 780 outlet yang memasarkan komponen asli Chevrolet.
“Layanan kami tetap dengan kualitas yang sama,” tutur Maria. “Tidak ada yang berubah.”
Penutupan pabrik GM Indonesia di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, dilakukan mulai akhir Juni mendatang. Total ada sekitar 500 karyawan yang bekerja di pabrik itu. (
Baca: Pabrik Chevrolet Spin Tutup, 500 Karyawan GM Dirumahkan)
Pabrik itu memang khusus hanya memproduksi Chevrolet Spin, mobil
multi-purpose vehicle (MPV) buatan GM Indonesia. Pabrik ini dijadwalkan masih beroperasi sampai akhir Juni dan produksinya per Maret-Juni ditargetkan 3.000 unit Spin. (Baca:
GM Setop Produksi, Indonesia Hanya Jadi Pasar Chevrolet)
Pengguna Chevrolet Tenang-Tenang SajaDi tengah situasi seperti itu, pengguna Chevrolet tampaknya tak terlalu terpengaruh. Hendra Dharmawan, seorang pengguna Chevrolet Trail Blazer, mengatakan memang sempat ada kasak-kusuk dan tanda tanya di antara pengguna mengenai penutupan pabrik di Bekasi. Tapi karena sebagian besar mobil Chevrolet memang diimpor, mereka tenang-tenang saja.
“Tadi teman-teman komunitas Spin malah bikin
campaign No Worry,” kata Hendra, yang juga ketua panitia kegiatan Chevrolet United Carnival, ajang kumpul-kumpul klub Chevrolet di Cibubur, Jakarta Timur, yang berlangsung sejak hari ini sampai Minggu (24/5) besok.
(ded/ded)