Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan ritel pemegang lisensi merek Zara dan Starbucks, PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAP) dijadwalkan akan melepas 11,6 persen saham Burger King kepada lembaga ekuitas asal Singapura, Everstone Capital akhir tahun ini. Bermitra dengan Everstone, manajemen perusahaan dengan
ticker MAPI itu berharap mampu mengalokasikan dana terbatasnya untuk divisi
Food and Beverages.
"Ke depan, kami ingin fokus ke merek lainnya sehingga bermitra dengan
partner strategis kita bisa mengaktifkan unit Food and Beverages lainnya," ujar Group Chief Executive Officer (CEO) MAP VP Sharma di Jakarta, Senin (25/5).
Dari informasi yang dikumpulkan, pelepasan saham Burger King tersebut merupakan fase kedua dari perjanjian antar kedua belah pihak dimana MAP telah melepas saham sebesar 39,4 persen pada tahap pertama di akhir tahun lalu. Sebelumnya, perusahaan juga telah melepas saham Domino's Pizza sebesar 51 persen kepada Everstone Capital setelah unit usaha tersebut kurang berkontribusi terhadap penerimaan perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan lebih ketat dalam mengoperasikan kegiatan usaha kami mengingat anggaran belanja modal kita yang lebih sedikit dibanding tahun lalu. Dari sisi F&B, kita akan lebih aktif dalam mengelola Starbucks, lainnya kita akan membuka gerai apparel baru," tambah Sharma.
Masif Berekspansi
Sebagai informasi, tahun ini manajemen MAP menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar Rp 500 miliar, atau lebih sedikit jika dibandingkan anggaran tahun lalu yang mencapai Rp 600 miliar. Rencananya, dana tersebut akan digunakan guna membuka 45 gerai Starbucks, dan satu gerai Zara baru di Surabaya. Dimana sisa belanja modal juga akan digunakan untuk pengembangan bisnis belanja
online yang diharapkan bisa beroperasi pada kuartal III tahun ini.
Di samping menganggarkan belanja modal, Sharma bilang perusahaan juga menargetkan pertumbuhan pendapatan penjualan antara 13 hingga 15 persen tahun ini, atau lebih kecil dari realisasi penjualan perusahaan yang tumbuh 22 persen sepanjang tahun 2014 ke angka Rp 11,8 triliun.
Meskipun pada kuartal I 2015 pendapatan penjualan meningkat sebesar 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, namun perusahaan memasang angka moderat mengingat tantangan ekonomi yang lebih besar pada tahun ini. "Namun seiring perbaikan indikator makroekonomi, kami harap semester II tahun ini keadaan bisa membaik," tambahnya.