Amerika Serikat Minta Indonesia Longgarkan Perdagangan

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Selasa, 26 Mei 2015 13:57 WIB
Selain meningkatkan angka investasi, pelonggaran sistem perdagangan juga dinilai akan mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O. Blake Jakarta, Selasa (26/5).
Jakarta, CNN Indonesia --
Meski tak terbuka di dalam penerapan sistem perdagangan, nyatanya Indonesia masih menjadi magnet bagi para investor dari sejumlah negara. Salah satu buktinya, nilai investasi Amerika Serikat yang tiap tahun terus meningkat.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O. Blake menyatakan, kian meningkatnya angka investasi negeri paman Sam di Indonesia tak lepas dari terus bertambahnya angka produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang telah menyentuh US$ 1 triliun tahun ini.

Faktor yang juga menjadi sentimen positif bagi iklim investasi Indonesia ialah meningkatnya jumlah masyarakat ekonomi kelas menengah Indonesia dari waktu ke waktu. "Indonesia juga memiliki populasi muda yang cukup besar dengan waktu jangka panjang. Hal ini pula yang menjadi faktor pendukung," ujar Blake saat memberikan kuliah umum di Universitas Al-Azhar, Jakarta, Selasa (26/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi Blake mengkritisi sistem yang tertutup dalam proses perdagangan. Menurutnya, dengan mengurangi pembatasan perdagagan suatu negara bakal mengurangi angka kemiskinan. Selain itu, sistem perdagangan yang terbuka juga akan menyebabkan makin besarnya angka serapan tenaga kerja dalam negeri. 

"Tapi ada juga faktor penghambat seperti tarif bea masuk impor yang terlalu mahal," tuturnya.

Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sampai kuartal I-2015 Amerika Serikat masih tercatat sebagai negara kelima terbesar yang telah menenamkan investasinya di Indonesia. Masih mengacu catatan BKPM, nilai investasi yang berasal negara tersebut diketahui mencapai US$ 292,1 miliar.

Dana tadi berasal dari perusahaan-perusahaan raksasa seperti PT Freeport, PT Coca Cola, PT Newmont, PT Exxon Oil, General Electric, Citibank dan lainnya. Tahun ini, pemerintah pun menargetkan investasi di Indonesia bisa menembus angka Rp 519,5 triliun. Angka ini terdiri dari target Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 175,8 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 343,7 triliun.

Adapun negara yang menjadi target investasi Indonesia selama ini antara lain Amerika Serikat, ASEAN, Jepang, China, Uni Eropa dan Korea Selatan.
(dim/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER