Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami rebound setelah sempat melemah cukup dalam pada perdagangan terakhir. Meski begitu, potensi pelemahan masih terbuka lebar terkait keluarnya dana asing karena sentimen suku bunga AS (Fed rate).
William Surya Wijaya analis PT Asjaya Indosurya Securities menyatakan, koreksi sehat menguji level support 5.251 sedang berlangsung menjelang berakhirnya bulan kelima di tahun 2015 yang telah tercatat mengalami kenaikan diatas 3 persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, IHSG terkonfirmasi berada pada jalur penguatan, ditunjang juga oleh kembalinya
capital inflow yang mulai terjadi. Target resistance terdekat berada pada level 5.347, IHSG berpotensi mengalami rebound,” ujarnya dalam riset, Rabu (27/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan investor asing yang sebelumnya mulai mengalirkan dana ke pasar saham, tiba-tiba mencetak aksi jual. Dia menilai hal tersebut karena sentimen rencana penaikan suku bunga AS (Fed Rate).
“Ternyata investor asing masih belum menyesuaikan diri dengan rencana penaikan Fed Rate. Buktinya, indeks Dow Jones juga ditutup melemah. Hal itu pada akhirnya membuat IHSG terseret,” ujarnya kepada
CNN Indonesia, Rabu (27/5).
Sementara itu, dari sisi dalam negeri, Satrio menilai pasar sempat terkaget dengan pernyataan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang berencana menambah utang. Apalagi, lanjutnya, utang yang akan ditambah berdenominasi dolar AS.
“Jujur saya kecewa. Pemerintah kan sempat menyatakan bakal mengurangi utang. Tapi ini kok malah mau menambah utang, dolar AS lagi,” tuturnya.
Sebelumnya, IHSG ditutup melemah tajam, menyusul aksi jual investor asing. Indeks turun sebesar 67 poin (1,27 persen) ke 5.253 setelah bergerak di antara 5.253-5.315 pada Rabu (27/5). Sebanyak 86 saham naik, 203 saham turun, 86 saham tidak bergerak, dan 177 saham tidak ditransaksikan.
Investor membukukan transaksi sebesar Rp 5,65 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp 4,08 triliun dan transaksi negosiasi Rp 1,48 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 360 miliar.
Lebih lanjut, seluruh sektor dalam IHSG melemah, dipimpin oleh sektor barang konsumsi yang terkoreksi 1,67 persen dan sektor perdagangan yang turun 1,42 persen. Saham di sektor barang konsumsi yang paling melemah adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang terkoreksi 2,68 persen dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang melemah 1,19 persen.
Di sektor perdagangan, saham yang paling terkoreksi adalah PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) sebesar 5,98 persen dan PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 2,32 persen.
(gir/gir)