Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memiliki potensi gagal dalam mencapai penerimaan pajak sebesar Rp 120 triliun tahun ini. Namun Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro bersikukuh tidak akan memangkas belanja guna mengatasi defisit anggaran tersebut.
"Enggak ada pemangkasan, memang perkiraan kita belanja akan terserap hanya sekitar 92-93 persen saja. Tidak ada yang dipotong, itu memang natural saja," ujar Bambang saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (29/5).
Tahun ini, pemerintah mematok defisit anggaran dalam kisaran 1,9 - 2,2 persen hingga akhir tahun, hingga 22 Mei 2015 lalu defisit anggaran sendiri sudah mencapai Rp 43,9 triliun atau 0,38 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirjen Anggaran Kemenkeu, Askolani, mengatakan pemerintah memprediksi penyerapan anggaran belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) tahun ini tidak akan sempurna, yakni hanya 93 persen saja. Askolani mengatakan penyerapan anggaran belanja tersebut lebih rendah dibanding tahun lalu yang berhasil terealisasi sebesar 95 persen.
"Tapi itu normal, karena sekarang banyak Kementerian dan Lembaga yang melakukan penghematan, seperti e-catalog," ujar Askolani.
Sebagai informasi saat ini pemerintah menganggarakan target belanja yakni Rp 795 triliun untuk belanja Kementerian/Lembaga (K/L), dan Rp 524,1 triliun untuk belanja non K/L,
Bambang mengatakan jika pemerintah memang tidak bisa memenuhi target penerimaan tersebut, pemerintah siap melakukan pinjaman dari lembaga multilateral ketimbang menerbitkan obligasi negara.
"Kalau ada tambahan pinjaman, semua dari andalannya hanyalah pinjaman multilateral dan bilateral," katanya
(gir/gir)