Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menginstruksikan kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah untuk mempercepat eksekusi belanja infrastruktur guna memaksimalkan dampak anggaran negara terhadap perekonomian. Langkah ini dianggap penting untuk menstimulus perekonomian nasional di tengah perlambatan ekonomi global.
“Fokus kita jelas, fokus kita sekarang ini infrastruktur, baik berupa pertanian, irigasi, bendungan, jalan, jalan tol, maupun jalan-jalan nasional, provinsi, kabupaten/kota. Baik yang berupa pelabuhan untuk konektivitas antar pulau, airport untuk konektivitas antar provinsi antar pulau. Konsentrasi anggaran kita akan mengarah ke situ,” ujar Jokowi ketika membuka Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2015 di Hotel Bidakara, Rabu (29/4).
Pada kesempatan itu, Jokowi kembali mengingatkan tugas dan fungsi K/L, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota sebagai agen pembangunan nasional. Penyerapan anggaran belanja modal dinilainya sebagai indikator kinerja K/L dan Pemda melaksanakan pembangunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau penyerapan anggaran di Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dipercepat, saya yakin pertumbuhan ekonomi akan bergerak. Karena daya beli rakyat itu banyak tergantung di APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota," tutur Jokowi.
Namun, Presiden mengakui ada prosedur dan proses administrasi yang harus dilalui oleh kuasa pengguna anggaran neagar sebelum mengeksekusi belanja. Dengan direvisinya Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBNP 2015 pada Januari lalu, praktis belanja modal baru akan terlihat agresif pada bulan April dan seterusnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia mengkritik kualitas belanja pemerintah yang masih rendah pada tiga bulan pertama tahun ini. Bank sentral menilai kebiasaan lama pemerintah itu menjadi salah satu penyebab perlambatan ekonomi kuartal I 2015, yang diprediksi hanya tumbuh sekitar 5 persen.
Badan Kebijakan Fisksal (BKF) Kementerian Keuangan justru punya prediksi yang lebih pesemistis dibandingkan bank sentral. Kepala BKF Suahasil Nazara melihat potensi pertumbuhan ekonomi nasional kemungkinan di bawah 5 persen pada kuartal I 2015.
(ags/gen)