Indonesia Jajaki Pembelian Minyak dari Nigeria dan Angola

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Rabu, 10 Jun 2015 12:52 WIB
PT Pertamina akan membeli minyak secara langsung dari produsen minyak Angola, Sonagol E&P,  dengan tenor 20 tahun.
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri), Menteri ESDM Sudirman Said (tengah), Dirjen Migas I Gusti Nyoman Wiratmaja (kedua kanan), Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto (kiri) dan Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir (kanan) memberikan keterangan pers usai penandatanganan perjanjian kerja sama strategis di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (13/5). (Antara Foto/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia mulai mendekati negara-negara penghasil minyak Afrika, Nigeria dan Angola, untuk menjajaki kerjasama pembelian emas hitam secara langsung. Penjajakan dilakukan PT Pertamina (Persero) di sela-sela pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina, Austria.

IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menuturkan langkah serupa sebelumnya juga diupayakan Indonesia ke sejumlah produsen minyak Timur Tengah, antara lain Iran, Irak, Uni Emirate Arab, dan Arab Saudi.

"Pertamina ikut meeting dan ada pembicaraan dengan Nigeria juga (soal pembelian minyak mentah langsung)," ujar Wiratmaja di Jakarta, Selasa (9/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, Guru Besar Institut Teknologi Bandung itu masih enggan membeberkan lebih detil mengenai hasil pertemuan dengan Nigeria tersebut.

"Yang formal malah dengan Sonangol (perusahaan minyak Angola). Saat itu kita ketemu Menteri dan perwakilan dari perusahaan minyak yang ada disana," katanya.

Menurut Wiratmaja, komunikasi yang intens dengan pemerintah Angola tak lepas dari rencana pembelian minyak langsung Pertamina dari Sonangol E&P. Sebelumnya, Menteri ESDM, Sudirman Said menyatakan bahwa Indonesia akan membeli minyak secara langsung dari Sonagol dengan tenor 20 tahun.

Sejauh ini, perusahaan minyak Afrika yang juga memiliki kantor di Tiongkok tersebut telah memiliki kontrak sebesar 900 ribu barel sampai 950 ribu barel per bulan dengan tenor pengiriman selama 6 bulan hingga Juni 2015.  Apabila ditotal, tak kurang dari 4,5 juta barel minyak akan dikirim Sonangol ke Pertamina dalam setiap semesternya.

"Minyak ini adalah hasil tender dari Petral sejak Juni tahun lalu. Bukan tender yang dilakukan oleh ISC yang sekarang. Jadi tidak dapat diskon," ujar Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang beberapa waktu lalu. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER